Masih banyak solusi2 pemda yang hanya di 1 titik, yang berlanjut dengan dampak solusi yang bisa membuat permasalahan baru. Misalnya, tata ruang kota, design kota, atau ruang2 terbuka yang menjadi mengecil karena 'kalah' dengan keuntungan bagi segelintir warga saja. Juga tentang banjir, tidak gampang dan tidak cepat untuk membuat Jakarta bebas banjir! Jangankan Jakaarta, di jaman Belanda ( Belanda adalah bangsa dan negara yang sangat ahli di bidang 'air' ) pun mereka sudah memikirkan tentang adanya BKB dan BKT ( itu sudah di mulai sejak jaman penjajahan Belanda ), walau setelah Belanda tidak ada di bumi Indonesia, negara kita malah tidak peduli dan penerusan penggalian BKB dan BKT itu, menjadi tertunda SAMPAI SEKARANG ( sudah ratusan tahun, lho ) .....
Aku belajar arsitektur dan konsep tata ruang kota, bahwa kita memang harus membuat atau mencari solusi dengan komprehensif, karena ini adalah sebuah kota, bukan hanya 1 rumah saja! Bahkan dalam 1 rumah juga harus memikirkan solusi yang berhubungan satu dengan yang lain, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, tidak 'buang2 uang' serta tidak 'bolak balik' untuk memperbaiki sesuatu .....
Permasalahan Jakarta, memang sudah seperti benang kusut, sangat kompleks. Buat aku pribadi, sangat susah untuk mengurai benang kusut itu, TETAPI tetap masih bisa ada kesempatan untuk mengurainya, walaupun sangat lama. Jadi, menurutku, sangat tidak rasional dengan kata2 cagub tentang penyelesaian2 dan solusi2 bahwa Jakarta bebas banjir atau bebas macet dalam 3 tahun ....... Heh???
Mungkin Jakarta akan bebas banjir atau bebas macet bisa sampai 1 generasi, pun jika kita benar2 harus selalu berdiskusi untuk lebih baik. 'Orang2 pintar' ( benar2 pinta secara akademis lho ) Jakarta itu banyak, tetapi sudah kalah demi kepentingan segelintir orang yang hanya mengeruk keuntungan saja .....
Aaaahhhhh ..... sudahlah. Aku hanya wanita biasa, aku hanya bisa menulis dan hanya bisa cuap-cuap saja. Terserahlah ..... terserah buat yang empunya Jakarta saja ..... Walau aku tetap terus memikirkan tentang Jakarta, walau mungkin otakku tidak 'sampai' ...... Maaf lho, jika memang otakku terllu dangkal untuk membuat Jakarta lebih baik ......
Salam untuk Jakartaku, kota tercinta .....
Sumber gambar : Dokumen Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H