"Rian ! Kamu kenapa nak ?" kata gurunya lalu menghampiri Rian. Ia pun memegang dahi Rian untuk mengetahui suhu tubuhnya. "Ya ampun, kamu panas sekali Rian. Ayo ibu antar kamu ke UKS sekarang juga !" Lanjut bu guru kemudian membawanya ke UKS. Rani dan Rino menyusul dari belakang.
Sesampainya di UKS, kebetulan sekali dokter piket ada di tempat. Ia langsung memeriksa Rian dengan peralatan kedokterannya yang seadanya.
"Bu, Rian harus dibawa ke rumah sakit. Panasnya tinggi sekali. Saya sarankan ibu memberitahukan orang tuanya, saya nanti yang akan meminta pihak rumah sakit mengirimkan ambulance ke sini." jelas dokter.
Rani dan Rino yang mendengar perkataan dokter jaga itu. Seketika menjadi khawatir. Merekapun bergegas ke ruang kepala sekolah untuk meminjam telepon untuk memberitahukan kedua orang tua mereka.
***
Sesampainya di rumah sakit, Rian dibawa ke ruangan perawatan khusus. Di sana telah menunggu kedua orang tua yang di temani oleh kedua orang tua Rani dan Rino. Sementara itu beberapa dokter akhli sedang memerika Rian di dalam ruangan tertutup. Mereka tak sabar menunggu hasil pemeriksaan dokter.
Beberapa saat kemudian, terlihat dua orang remaja berlari dari kejahuan sambil berteriak ke arah orang tua mereka.
"Mama, Rian bagaimana ma ?" teriak Rani dari kejahuan tanpa menghiraukan suasana rumah sakit yang sepi. Sementara Rino langsung menghampiri kedua orang tuanya dan menanyakan keadaan Rian.
Kedua sahabat ini segera menghampiri kedua orang tua Rian. "Selamat siang tante, om. Bagaimana keadaan Rian?" tanya Rino tak sabar.
"Oh kamu Rian juga Rani. Tante belum mendapat kabar hasil pemeriksaan dokter. Kita berdoa ya nak, semoga Rian tidak apa-apa", jawab ibu Rian sambil menyeka air mata yang membasahi pipinya.
Melihat kesedihan di mata ibu Rian. Kedua sahabat inipun larut dalam kesedihan yang sama. Masing-masing orang tua mereka, memeluk anak-anak mereka.