1. Jangan Pernah Malu dan Menyerah
Hal pertama adalah jangan pernah menyerah dan merasa malu memiliki anak seorang autis. Hal ini merupakan modal utama didalam menangani anak penderita autis. Mereka setia merawat anak kami selama hampir 16 Tahun tanpa menyerah sekalipun.
2. Tetapkan Hanya Satu Pakar Psikologi Anak yang dipercaya
Cari lah seorang pakar psikologi anak yang juga mengenal betul masalah autis. Kadang keluarga yang memiliki anak pembawa sifat autis, terlalu cepat putus asa dan banyak berpindah-pindah ahli psikologi anak. Akibatnya, hasil observasi kemungkinan akan berbeda juga penanganannya. Hal ini akan membuat anda akan lebih bingung dan frustrasi.
3. Pengobatan Secara Teratur
Disamping konsultasi dan terapi, tahap awal penanganan autis adalah dengan pengobatan yang teratur. Jangan terpengaruh dengan berbagai obat-obatan alternative atau sering berganti-ganti dokter akhli saraf. Tetapkan satu pilihan, dan jalankan pengobatan terus menerus selama 2 tahun pertama. Dalam tahap ini diet makanan perlu diperhatikan, yang tidak boleh dikonsumsi oleh anak autis. Tentukan jadwal konsultasi bersama dokter saraf yang anda pilih tersebut, karena dosis obat akan diturunkan bahkan jarak waktu konsumsi obat semakin lama di turunkan. Hingga si anak tidak perlu lagi mengkonsumsi obat tersebut
4. Menentukan Pendidikan Anak Yang Tepat
Tidak mudah memasukan anak pembawa sifat autis melalui sekolah formal atau bahkan sekolah khusus anak cacat mental. Karena mereka berbeda, anak pengindap autis bukanlah anak cacat mental. Tetapkan itu dalam hati dan pikiran anda. Langkah pendidikan anak yang kami tempuh adalah :
a.      Dalam masa pengobatan (2 tahun pertama penanganan medis) mereka tidak memasukan anak mereka pada sekolah khusus autis, namun mereka mencari terapis dan beberapa mahasiswa psikologi anak untuk mengajarkan buah hati mereka di rumah. Yang perlu dicatat, bahwa keterlibatan orang tua juga di perlukan. Apa yang diajarkan pertama kali untuk anak autis dalam masa dua tahun pertama ?
1)Â Â Â Â Â Mengajarkan mana yang baik dan benar. Beritahu mereka secara baik, mengenal etika baik dan benar, minimal didalam rumah.