Di perempatan jalan Matraman dan jalan Raden Saleh. Pipa2 besi yang boros, untuk apa? Walau awalnya aku yakin adaah untuk 'menghalau' calon penumpang antri bus atau angkot.
2.       Pagar pipa besi ini, justru bisa menjadi tempat 'kongkow2' pemuda2 jalanan atau memang menunggu kendaraan, sambil menunggu kendaraan mereka! Walau mungkin mereka tidak 'nakal', tetapi sangat tidak nyaman pagi pejalan kaki, terlebih bagi perempuan .....
3.      Tetapi mereka yang merasa dirinya lebih 'santun', memang tidak duduk di pipa besi, pagar tersebut, tetapi MENUNGGU DI BADAN JALAN! Sehingga, semakin padatlah tempat itu! Sehingga, pipa besi sebagai pagar itu benar2 tidak berfungsi!
4.      Bagaimana dengan halte nya sendiri? Halte JUSTRU di pagar, sehingga calon penumpang antri dan berada di luar halte! Apa yang ada di benak si 'perancang', ya?
Halte bus yang diberi pagar, dan halte bus untuk berdagang asongan. Fungsi halte sudah hilang, berganti untuk berdagang dan jika malam, untuk tinggal dan tidur bagi warga yang tidak punya tempat tinggal .....
Aahhhh .....
WARUNG DI ATAS SUNGAI?
Semakin nyata keanehan pedestrian di Jakarta. Di jalan Raden Saleh ( bahkan mungkin di jalan2 yang lain di Jakarta ), ada sebuah warung untuk sarapan, yang membuka lapaknya DIATAS sungai! Apakah terbayang, berapa banyak sampah sarapan yang 'terbuang' di sungai tersebut????