Tetapi petak2 yang masih terdapat bunga2 yang masih hidup di musim panas ini, tidak seindah bunga2 di musim semi yang berwarna warni. Aku sih tidak terlalu senang bunga, tetapi aku mencintai alam dan lingkungan. Aku juga seorang yang mencintai warna dan desain, dimana warna warni alam ciptaan Tuhan bisa membuat aku terbuai .....
Bunga ungu muda, berbentuk bulat, entah apa namanya, masih cukup banyak di beberapa petak perkebunan bunga mereka ......
Bunga2 yang menempati petak2 dataran itu berwarna seragam, ungu. Ada yang tua dan ada yang muda. Tetapi hanya ungu. Aku tidak tahu, bunga apa itu. Tetapi yang jelas, bunga itu berbentuk bulat seperti bola. Dan karena kami hanya melewatinya saja, aku tidak bisa mendeteksi, tekstur bunga itu. Dan aku memang tidak mengerti jenis2 bunga, kecuali bunga2 yang sudah cukup terkenal di dunia.
Waktu itu, jam sudah menunjukkan sekitar jam malam. Kami harus cepat2 karena Arie dan istrinya, Carla, mengajak kami makan malam di pantai, sambil menikati sunset yang 'terlambat'. Jadi, tidak heran Arie cepat2 berkeliling di sekitar bunga2 itu dan langsung menuju pantai.
Cuaca cukup ramah. Tidak dingin tetapi sejuk. Matahari pun hanya sekedar hangat. Langit biru dan angin semilir membelai kulitku. Kami membuka kaca mobil Arie, suasana desa sangat nyaman dan baunya selalu membuatku tersenyum, mengingatkanku dengan desa kecil keluargaku di Bobosan .....
Keluarga Belanda dengan bersepeda santai atau keluarga ini dengan gerobak kuda yang dikusiri sendiri. Santai, nyaman dan bahagia .....
Dari dalam mobil, aku tetap bisa melihat dan mengamati kehidupan pedesaan di Belanda. Waktu itu memang hari Minggu, dimana terlihat keluarga2 Belanda berkumpul dengan anak2nya. Ada yang bersepeda santai, entah memang ingin bersantai atau sekalian untuk kegiatan yang lain. Ada juga yang menaiki gerobak kuda yang di kusiri sendiri oleh ayah ( atau lelai dewasa di keluarganya ) sendiri.