Judul clickbait merupakan judul yang menarik perhatian dan pikiran pembaca dalam mengklik berita. Pada mulanya, judul clickbait sudah ada sejak tahun 1800an di Amerika Serikat, dengan nama Jurnalisme Tabloid.
Clickbait merupakan cabang baru dari jurnalisme tabloid atau jurnalisme kuning. Jurnalisme Tabloid identik dengan isi yang berkaitan dengan drama atau sensasi yang mengundang pembaca, seksualitas dan rumor mistis.
Kemudian setelah berkembangnya teknologi dan internet, judul-judul clickbait saat ini bisa kita temukan di internet.
Pramesti, O L (2019) dalam Zaenudin mengatakan bahwa clickbait diartikan sebagai fenomena pada media online karena mendewa-dewakan page view atau banyaknya klik yang masuk pada satu link.
Zaenudin mengatakan bahwa media online memiliki perbedaan dengan media konvensional, salah satunya ialah keterbacaan artikel. Semakin banyak pengguna yang membaca satu artikel, maka akan semakin banyak juga page view pada sebuah media.
Banyaknya page view ini akan berpengaruh pada munculnya iklan pada laman, maka page view ini sangat diharapkan atau dinanti-nanti media online.
Pramesti, O L (2019) dalam Chakraborty dkk mengatakan bahwa suatu judul, dapat disebut sebagai judul clickbait jika memiliki karakteristik seperti,
jumlah kata yang lebih dari 10, judul berita memiliki anak kalimat yang panjang, judul memiliki kata dan tanda baca yang menghebohkan seperti 'wow', 'astaga', 'ckck', 'yuk',  '!!!!', '!?', '***', dan lain-lain.
Pramesti, O L (2019) dalam Chakraborty dkk mengatakan bahwa judul clickbait menindas sisi kognitif manusia atau curios gap dengan menampilkan judul atau headline yang menimbulkan keinginan untuk mengklik suatu link.
Jika link yang sudah di klik memiliki isi berita yang tidak sesuai dengan harapan pembaca, maka akan menimbulkan rasa kecewa terhadap bacaan.