Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Dakka Hutagalung dan Salah Satu Karya Emasnya: Didia Rokapphi

22 Maret 2016   22:14 Diperbarui: 24 Maret 2016   10:19 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Photo: Sampul album perdana Emillia Contessa tahun 1978. Lagu "Didia Rokapphi", pertamakali dinyanyikan.

Gambar album cassette diambil dari langgam.com"][/caption]

(Photo: Sampul album perdana Emillia Contessa tahun 1978. Lagu "Didia Rokapphi", pertamakali dinyanyikan. Gambar album cassette diambil dari http://langgam.com)

 

Legenda?

Bila kita bicara legenda, yang terpikirkan oleh kita adalah "kisah cerita tentang sesuatu”, atau tentang sebuah hasil karya yang bercerita, atau bisa juga tentang sebuah kisah yang menjadi hidup karena diceritakan secara turun temurun.

Biasanya ada bentuk fisiknya yang kemudian menjadi ikon bagi cerita tersebut, ada sejarahnya, ada peninggalannya yang dapat dilihat atau dikunjungi, baik itu bersifat sebuah benda, sebuah tempat atau yang tercatat. Sebuah legenda itu biasanya diberi pengakuan secara resmi sebagai legenda. Baik oleh negara, masyarakat, komunitas dan lain sebagainya.

Tapi bagaimana bila bentuknya adalah sebuah lagu, sebuah karya seni suara dan seni musik, memang kita masih dapat melihat adanya sebuah lagu yang mendapat pengakuan secara resmi untuk dapat dijadikan symbol atau dianggap mewakili suatu tempat/daerah/sesuatu apapun itu maksudnya.

Yang kita bicarakan disini adalah sebuah karya seni suara dan musik yang hidup dalam suatu masyarakat tertentu/lokal tetapi tidak mendapat penghargaan atau pengakuan secara resmi. Seperti lagu-lagu tua yang terus hidup dalam suatu masyarakat tanpa diketahui siapa penciptanya, yang telah dianggap atau diakui sebagai salahsatu penggambaran yang jelas tentang ciri dan atau karakteristik suatu adat/budaya pada daerah/wilayah tertentu. Lagu seperti itu terus hidup dalam sebuah komunitas masyarakat, kelompok, atau bahkan menyebar komunitas lainnya.

Seperti dalam berbagai kesempatan, bila seseorang atau kelompok orang sedang berkumpul untuk bernyanyi, maka lagu tersebut merupakan salahsatu lagu yang harus dinyanyikan dan pasti akan dinyanyikan dengan suara mereka yang paling merdu.

Pada masyarakat Batak, ada beberapa lagu yang sifatnya seperti itu, begitu terkenal sepanjang masa. Lagu-lagu yang melegenda dan begitu hidup dalam masyarakat Batak, seperti “Boru Panggoaran”, “Sai Anju Ma Ahu”, atau yang berbahasa Indonesia seperti, “Anak Medan” dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun