"Ini beneran bisa dipake buat nulis, Pak?"
Pak Jamal mengangguk. Beliau bahkan meminjamkan spidol yang akhirnya dipakai Soni untuk mencorat-coret.
"Wah, keren! Bisa dipake buat nulis juga!"
Sejak saat itu, Soni sering bercengkerama dengan Pak Jamal usai pulang sekolah. Dengan bangga ia memamerkan hasil karyanya kepada orang lain. Teman-temannya tertarik melihat kertas buatan Soni, lalu Soni ingin berjualan kertas dengan warna beraneka ragam.
"Kamu jual aja 1 lembarnya 200 perak," saran Pak Jamal. Soni mengangguk.
Keesokan harinya, ia berkata ke Pak Jamal, "Pak! Saya berhasil jual 7 lembar kertas, lho!"
"Dapat uang berapa?"
Soni menunjukkan uang Rp100,00 sebanyak 3 keping, Rp200 sebanyak 4 keping, dan Rp500 sebanyak 1 keping.
"Soni, 7 dikali 2 berapa?"
Soni berpikir keras. "Enam belas, Pak!"
Pak Jamal menghela napas. "Soni, lihat ini." Pak Jamal menunjukkan bagian belakang sampul buku milik seorang siswa yang ada tabel perkalian. "Jadi berapa hasilnya?"