Soni membawa kotak putih besar yang telah dipakai sebelumnya untuk merendam kertas. Pak Jamal menuang gumpalan kertas itu.
"Tolong aduk sampai merata dengan tanganmu, ya. Hati-hati jangan sampai terciprat ke seragam."
Soni menaati kata gurunya. Pak Jamal mengeluarkan sebuah alat yang mirip bingkai foto, tapi bingkainya dibuat dengan kayu dan bagian tengahnya seperti saringan. Pak Jamal memasukkan alat itu dengan hati-hati ke dalam kotak yang berisi gumpalan kertas yang sudah merata dengan air.
"Itu alat apa, Pak?" Soni tampak penasaran. Dengan hati-hati Pak Jamal mengangkat alat itu. Di permukaannya terlihat cairan yang sudah menempel di bagian saringan.
"Wuih, apaan itu, Pak?"
"Nanti kita tunggu hasilnya sampai sudah kering, ya. Sekarang kamu coba lakukan seperti yang saya lakukan tadi di wadah cairan yang lain."
Soni mengangguk dan segera mencobanya. Mereka berdua menunggu hasil cetakan itu sampai kering.
"Sekarang lihat, Soni." Pak Jamal mempraktikkan cara melepas cairan yang sudah mengering dari cetakan itu dengan hati-hati. Saat hasilnya sudah lepas sepenuhnya dari cetakan, Soni melihat benda itu.
"Ini, kan...."
"Iya, ini kertas. Kertas daur ulang," sahut Pak Jamal. "Sekarang kamu coba lepasin kertas itu dari cetakan dengan hati-hati."
Soni melepaskan kertas-kertas itu dari masing-masing cetakan. Dengan senang ia mendapati kertas berwarna hasil buatannya.