Lizal terbangun dari tidur dan mendapati dirinya berada dalam sosok Brad Pitt kembali. Bahkan kini dalam sosok yang lebih muda dengan rambut panjang sebahu, persis seperti dalam film "Legends of the Fall." Kini penampilannya lebih good looking tentunya.
Lizal heran, mengapa ia masih hidup? Lizal lalu memeriksa ke dalam celananya. Fixed dia manusia, karena malaikat itu sejatinya tidak pernah memakai celana dalam!
Keheranan Lizal kemudian mulai terjawab ketika Frans, malaikat bersuara cempreng itu mendekatinya lalu bercerita tentang suatu perkara yang cukup pelik.
Singkat cerita, kalau gajah mati meninggalkan gading dan harimau mati meninggalkan belang, maka manusia mati meninggalkan tubuhnya di bumi sedangkan rohnya dibawa malaikat ke suatu tempat yang dirahasiakan namanya. Ketika tiba waktunya kelak maka rohnya akan dibawa ke pengadilan agama akhirat.
Di sisi lain kalau malaikat mati maka pasti auto menjadi shetan (malaikat hitam) pengikut iblis. Shetan ini nantinya akan gentayangan untuk menggoda manusia supaya berbuat dosa. Nah kasus Lizal sendiri cukup pelik karena ia menjadi satu-satunya malaikat mati yang tidak mau menjadi malaikat hitam.
Sebal melihat sikap Lizal, iblis kemudian pergi menghadap Tuhan ke sorga. Iblis lalu meminta kepada Tuhan agar jangan menerima Lizal kembali sebagai malaikat karena ia telah berdosa kepada-Nya. Iblis ini memang sangat pintar menata kata, frasa "berdosa kepada-Nya sengaja dipakainya untuk memancing emosi Tuhan.
Tuhan lalu berkata bahwa khilaf itu adalah natur dari segala ciptaan. Intinya adalah apakah ciptaan itu menyadari kesalahannya, lalu mau berbalik kembali ke jalan yang benar? Dan satu lagi, tanpa pertolongan dari Pencipta, maka mustahil mahluk tersebut bisa menemukan jalan kebenaran.
Iblis terkesiap mendengar jawaban itu. Ia merasa tersinggung karena disentil. Mukanya memerah karena esmosi jiwa, tapi kemudian ditahannya. Dengan senyum penuh tipuan ia kemudian bercerita bagaimana mudahnya ia menipu Lizal hanya dalam satu putaran saja, sehingga tidak perlu menunggu putaran kedua seperti Pilgub DKI Jakarta tahun 2017 lalu. Â Iblis lalu memohon agar Lizal diberi sebuah ujian dalam wujud manusia. Kalau Lizal nanti gagal, maka Tuhan harus membiarkan Iblis membawanya.
Tuhan ternyata menyetujuinya. Iblis pun berteriak kegirangan. Wong malaikat saja gampang dikibuli, apalagi manusia pikirnya. Satu hal yang lupa disadari iblis adalah, bahwa Tuhan adalah sang pencipta yang tak berawal dan tak berakhir. Sementara iblis adalah "ciptaan yang dapat melihat ke belakang tapi tidak dapat melihat ke depan!" Iblis bisa melihat masa lalu Lizal, tetapi tidak masa depannya. Ia hanya bisa menduga lewat hipotesis yang dibuatnya berdasarkan data empiris. Iblis itu memang ciptaan terpintar dari segala ciptaan.
***
Di sebuah desa terpencil yang tersembunyi di balik Gunung Wilis, hiduplah Ratno dengan Haryati, istrinya beserta Sri, putri semata wayang mereka. Pekerjaan Ratno adalah bertani. Karena di desa terpencil itu tidak ada sekolah, maka Ratno kemudian menjadi guru relawan mengajar murid kelas satu hingga kelas enam SD.
Sekali seminggu penduduk desa biasanya pergi ke kota kecamatan untuk menjual hasil perkebunan mereka. Lalu pulangnya mereka akan membawa barang kebutuhan pokok sehari-hari yang dibeli di kota.
Sore hari itu Ratno tampak berjalan kaki menuju rumahnya. Ia baru saja pulang dari kota. Ransel di punggungnya penuh dengan belanjaan rumah tangga. Peluh membasahi tubuhnya ketika menapaki jalan mendaki dengan beban cukup berat di punggung.
Naas, Ratno kemudian dicegat sesosok setan, lalu dijatuhkan ke dalam jurang. Sosok Ratno lalu terkapar di dasar jurang. Ia belum mati, tetapi nyawanya dalam keadaan tanpa status.
Tiba-tiba Lizal mendapati tubuhnya dalam sosok Ratno, lengkap dengan ransel di punggul beserta peluh yang membasahi tubuhnya. Pertaruhan sorga versus neraka pun dimulai!
Jika Lizal mampu menggantikan tugas Ratno selama ini dengan baik, maka ia akan bisa menyelamatkan nyawa Ratno, sekaligus juga mengembalikan posisinya sebagai malaikat kembali. Sebaliknya jika ia gagal, maka Lizal dan Ratno berdua akan selamanya menjadi hamba Iblis.
Lizal kini harus memutar otak agar bisa memerankan sosok manusia "ori" seutuhnya. Seribu tahun bertugas di bumi, tidak lah membuat hal itu menjadi mudah baginya. Apalagi ia tidak pernah kepikiran untuk hidup sebagai seorang manusia.
Ibarat kata, selama ini ia selalu memakai celana jins tanpa celana dalam. Kini ia harus memakai celana dalam. Mengapa ia sekarang harus memakai celana dalam?
Jins adalah hakikat visual, sedangkan daleman menyangkut etika, citra dan harga diri!
Cerpen berjudul, "Lelaki Tanpa Celana Dalam" pasti akan menjadi trending topik. Itu bukan karena orang penasaran akan bentuk dari celana dalam, melainkan karena penasaran untuk mengetahui siapakah lelaki (malang) yang tak bercelana dalam itu.Â
Jadi celana dalam akan selalunya bersinggungan dengan etika, citra dan harga diri! Kini Lizal harus berpikir keras untuk memahami dan membermaknakan "filosofi percelana-dalaman" ini, dan tentunya juga beberapa aspek lainnya dalam kehidupan insani.
"Hore, bapak sudah pulang!" teriak Sri menyambut kedatangan Lizal di depan rumah. Lizal kemudian mengeluarkan sebuah boneka panda lalu memberikannya kepada Sri. Bocah itu segera saja berlari ke rumah tetangga untuk memamerkan boneka barunya tersebut.
Di dalam rumah, Haryati kemudian sibuk mengeluarkan barang-barang belanjaan dari dalam ransel. Tatapan mata Lizal kemudian membuatnya jengah. "Ono opo sih mas?" tanyanya.
"Kangen sama kamu jeng."
Pipi Haryati seketika memerah seperti kepiting dicipok sebaskom air panas! Ia cepat-cepat membawa belanjaan itu ke dapur. "Apakah suamiku kesambet?" pikirnya dalam hati. Soalnya sepanjang mereka menikah, rasanya belum pernah suaminya itu bilang "kangen sama kamu jeng" di depan jidatnya!
Senja itu flamboyan berguguran. Haryati lalu memungut sebuah dan menciumnya.
Lizal yang berdiri di belakang Haryati, sadar kalau senja hadirnya hanya sekejap sebab ia harus mengalah kepada malam. Padahal malam pun tak berdaya kepada geliat rindu. Dan kini geliat rindu sudah membuncah di dalam dada. Lizal segera memeluk Haryati dari belakang. Ia kemudian menunjuk kepada senja yang berangsur-angsur menghilang di pelukan malam.
Haryati terdiam mematung tak tahu harus berbuat apa. Tubuhnya bergetar menahan rasa. Belum pernah ia dipeluk seorang lelaki ketika menatap senja yang menghilang di langit, lalu lelaki itu berbisik di telinganya, "senyummu jauh lebih indah daripada senja yang selalu dicemburui malam itu."
Dulu, ketika ia masih bersekolah di SMA, ia pernah membayangkan dipeluk oleh Arif, cowok ganteng teman sekelasnya. Pada suatu kali, pada saat jam istirahat, Arif tiba-tiba memeluk Haryati dari belakang. Teman sekelas mereka pun sontak tertawa. Haryati kemudian berlari ke luar kelas sambil menangis menahan malu dan rasa suka!
***
Dua bulan terakhir ini Haryati merasakan perbedaan yang luar biasa di keluarganya. Suami yang pendiam dan berwajah murung itu kini berubah menjadi sosok jenaka, nackal dan penuh perhatian.
Setiap pulang dari kota kecamatan, ia akan selalu membawa hadiah buat Sri dan dirinya. Haryati merasa heran ketika suaminya itu membelikan body lotion, lulur, scrub, deodoran, masker, lipstik dan bedak untuknya. Untuk apa? wong mereka ini orang ndeso!
Seperti kebanyakan pasutri lain di desa itu, mereka ini tidak pernah bermesraan di depan khalayak ramai. Namun kini semuanya berbeda karena suaminya itu suka mencuri kesempatan dalam kesempitan!
Ketika Haryati sedang memetik daun singkong di kebun, tiba-tiba saja suaminya itu memeluknya dari belakang, lalu mengecup pipinya dengan mesra.
Haryati takut kalau-kalau ada orang yang melihat mereka sedang bermesraan. Maklum namanya juga ndeso. Wong pasutri saja kalau berjalan kaki tidak barengan. Biasanya satu berjalan agak di depan, dan satunya lagi berjalan agak di belakang. Mungkin kalau orang ndeso ini main ke mall di Jakarta Selatan, lalu melihat pasangan yang berjalan sambil berpelukan, orang ndeso ini akan cepet-cepet menutup mata sambil berseru, Najis!"
***
Pada suatu kali Sri bermain bersama teman-temannya. Sesosok setan kemudian datang menghampirinya, lalu mengambil matanya. Lizal yang mendengar teriakan Sri kemudian berlari menghampirinya. Sekelebat Lizal melihat sosok setan yang berlari menjauh. Lizal kini paham apa yang terjadi.
Lizal segera mengejarnya dan mencoba bernegosiasi. Jawaban setan itu singkat saja, "Mata ganti mata." Kalau Lizal mau mata Sri tidak buta, maka Lizal harus menyerahkan matanya sebagai ganti.
Tak berapa lama kemudian kehebohan terjadi. Orang desa lalu membawa Lizal ke rumah sakit di kota. Matanya buta karena tertusuk ranting pohon yang jatuh menimpanya.
Â
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H