Seperti kebanyakan pasutri lain di desa itu, mereka ini tidak pernah bermesraan di depan khalayak ramai. Namun kini semuanya berbeda karena suaminya itu suka mencuri kesempatan dalam kesempitan!
Ketika Haryati sedang memetik daun singkong di kebun, tiba-tiba saja suaminya itu memeluknya dari belakang, lalu mengecup pipinya dengan mesra.
Haryati takut kalau-kalau ada orang yang melihat mereka sedang bermesraan. Maklum namanya juga ndeso. Wong pasutri saja kalau berjalan kaki tidak barengan. Biasanya satu berjalan agak di depan, dan satunya lagi berjalan agak di belakang. Mungkin kalau orang ndeso ini main ke mall di Jakarta Selatan, lalu melihat pasangan yang berjalan sambil berpelukan, orang ndeso ini akan cepet-cepet menutup mata sambil berseru, Najis!"
***
Pada suatu kali Sri bermain bersama teman-temannya. Sesosok setan kemudian datang menghampirinya, lalu mengambil matanya. Lizal yang mendengar teriakan Sri kemudian berlari menghampirinya. Sekelebat Lizal melihat sosok setan yang berlari menjauh. Lizal kini paham apa yang terjadi.
Lizal segera mengejarnya dan mencoba bernegosiasi. Jawaban setan itu singkat saja, "Mata ganti mata." Kalau Lizal mau mata Sri tidak buta, maka Lizal harus menyerahkan matanya sebagai ganti.
Tak berapa lama kemudian kehebohan terjadi. Orang desa lalu membawa Lizal ke rumah sakit di kota. Matanya buta karena tertusuk ranting pohon yang jatuh menimpanya.
Â
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H