Apakah artinya ini?
Artinya pemain-pemain Arsenal terlalu bebas berkeliaran di box MU karena lini tengah MU gagal menjadi filter sekaligus melindungi lini pertahanan MU. Akhirnya Kwartet pertahanan MU dipaksa bekerja keras untuk bertahan di box-nya sendiri saja, dan tak mampu mendukung serangan MU.
Total hanya 6 shots adalah bukti nyata kalau MU lebih banyak bertahan saja, dan tak mampu mengorganisir serangan secara tim. Artinya MU hanya bertumpu kepada serangan balik lewat kecepatan Rashford dan Antony saja.
Erikson ataupun Fernandes bukanlah seorang DM. Jangan tanya pula kepada Rashford, Antony apalagi kepada Weghorst. Namun bukan berarti mereka ini bermain jelek, karena kenyataannya semua pemain di atas tetap melakukan pressing ketat terhadap pemain-pemain Arsenal. Masalahnya kualitas mereka ini lebih dominan untuk bermain menyerang daripada bertahan.
Seandainya Casemiro bermain menggantikan McTominay, apakah hasilnya akan lain?Â
Menurut penulis, hasilnya bisa saja lebih buruk dengan Casemiro mendapat kartu merah! McTominay adalah tipikal gelandang yang mengandalkan fisik dan kecepatan, dan sangat pas untuk pertandingan kemarin. Masalahnya McTominay sendiri jelas tak akan mampu menahan serangan Arsenal. Ia butuh dukungan gelandang box-to-box seperti Fred ataupun "gelandang pengangkut air" seperti Casemiro. Sementara Erikson adalah tipikal seorang playmaker.
Berkaca pada statistik pertandingan, penulis jadi berandai-andai. Sekiranya lapangan tengah diisi oleh trio McTominay, Fred dan Erikson plus Fernandes berdiri di belakang tombak kembar Rashford-Antony, mungkin saja MU lebih bisa mengimbangi Arsenal.
Ini bukan terkait hasil akhir, sebab hasil akhir itu ditentukan oleh banyak variable. Apalagi sepak bola bukanlah matematika. Akan tetapi statistik tidak akan pernah menipu jalannya pertandingan!
***
Arsenal memang semakin keren. Musim lalu Arsenal seharusnya bisa lolos ke empat besar. Sayang mereka tersandung oleh seteru abadi sesama tim London, Spurs. Mental menjadi masalah utama bagi para youngster Meriam London ini. Arteta tentunya menyadarinya. Itulah sebabnya ia bersama DirTek, Edu fokus mencari pemain-pemain senior yang bisa membimbing para pemain muda Arsenal.
Mereka kemudian membeli Gabjes dan Zinchenko dari ManCity. Ini memang pembelian sangat hoki bagi Arsenal. Gabjes ini pemain serba-bisa. Pinter menahan bola, bisa bermain sebagai pemain nomer 10, sayap kiri, kanan maupun penyerang tengah. Ia pun pinter menarik pemain lawan untuk mendekatinya, sehingga teman lainnya pun terbebas tanpa kawalan ketat.