Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Balas Dendam Manis Meriam London di Emirates Stadium

25 Januari 2023   17:10 Diperbarui: 26 Januari 2023   00:42 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gol kemenangan Arsenal, Sumber : https://cdns.klimg.com/bola.net/library/upload/21/2023/01/645x430/eddie-nketiah-arsena_1392ba7.jpgImage caption

The Gooners akhirnya bersukatjita ketika London Merah mampu menaklukkan Setan Merah 3-2 di Emirates Stadium. Laganya sendiri berlangsung seru dan menegangkan. Apalagi pada laga pertama yang berlangsung di Old Trafford pada 4 September 2022 lalu, Arsenal tewas 1-3 di tangan tuan rumah lewat brace Rashford dan sebiji gol Antony.

Kekalahan dari Emyu itu pun menjadi satu-satunya kekalahan yang diderita Arsenal sepanjang musim EPL ini. Jadi bisa dimengerti betapa berharganya nilai pertandingan ini bagi Arteta, skuat Arsenal dan tentunya para fans setia Arsenal. Tensi pun langsung memanas ketika Rashford berhasil menjinakkan Ramsdale lewat sebuah gol tjantik yang menembus sudut gawangnya!

Ini adalah ketiga kalinya Rashford mampu menjinakkan duo Gabriel-Saliba dengan begitu mudahnya. Pada pertandingan pertama di Old Trafford, Rashford dengan kecepatannya itu mampu mengkadali kedua bek tengah Arsenal ini. Penampilan Gabriel-Saliba sendiri sebenarnya cukup baik. Namun mereka ini tidak punya cukup kecepatan ketika terjadi transisi (serangan balik dari lawan) Akhirnya mereka ini pun sebelas-duabelas juga dengan duet Van Dijk-Matip zaman now!

Wajah Arteta pun panas-dingin seketika kala menatap pala Ten Hag yang berdiri persis di sebelahnya. Akankah ia dipermalukan sekali lagi di halaman rumahnya sendiri?

Namun penderitaan Arteta rupanya tidak berlangsung lama. Menit ke-24 Eddie Nketiah, penyerang pengganti Gabjes dengan nackalnya berhasil menyundul bola crossing Xhaka, melewati Martinez dan Wan Abud Bissaka. Gol! 1-1.

Kalau Rashford, Ronaldo, Messi, Mbappe atau Salah mencetak gol dengan terlebih dahulu meliuk-liuk dengan dribble bola aduhainya, maka Nketiah adalah tipe pemain nomer sembilan tulen! Ia mirip seperti "copet di KRL." Cepat, tepat plus pinter mencari posisi. Instingnya tajam memanfaatkan situasi yang mungkin saja bisa terjadi di kotak penalti. Gol kemenangan Arsenal adalah bukti kepiawaian Nketiah sebagai seorang penyerang tengah sejati.

Emirates Stadium kemudian bergemuruh, dan pemain-pemain Arsenal kini semakin bersemangat mencecar gawang de Gea. Namun hingga babak pertama berakhir, tidak ada lagi gol tercipta.

Delapan menit babak kedua dimulai, Arsenal langsung menyentak lewat gol tjantik Bukayo Saka yang melengkung dan kemudian menghujam sudut kanan gawang de Gea! Arsenal 2, Emyu 1.

Akan tetapi kegembiraan Arteta pun tidak berlangsung lama. Lima menit kemudian Ramsdale melakukan kesalahan besar. Tomiyasu sebenarnya sudah melompat untuk menyundul bola dari tendangan korner MU. Ramsdale kemudian melompat juga untuk menangkap bola, dan gagal karena tangannya kemudian berbenturan dengan punggung Tomiyasu. Bola kemudian jatuh ke rumput di depan gawang. Bola pantulan itu kemudian disundul Martinez menembus gawang. Gabriel yang berusaha membuang bola juga tak kuasa untuk menahan laju bola. Gol! Arsenal 2, Emyu 2. Seandainya saja Ramsdale meninju bola, maka arahnya tentu akan menyamping gawang!

Ten Hag tampaknya sudah puas dengan hasil imbang ini. Ia kemudian menarik Antony dan memasukkan Fred untuk memperkuat pertahanan. Tak lama kemudian Arteta menarik Martinelli dan memasukkan mantan pemain Brighton yang baru saja dibeli Arsenal, Leandro Trossard.

Ini memang langkah djitoe. "Arsenal adalah duplikat ManCity, sedangkan Brighton adalah Arsenal KW1." Trossard cepat nyetel dengan irama Arsenal, karena begitulah cara bermain mereka di Brighton bersama Potter sejak lama.

Kelebihan Trossard lainnya adalah ia mampu menahan bola! Gol ketiga yang menjadi kemenangan Arsenal adalah berkat ketenangan Trossard yang membawa bola menuju kotak penalti MU. Ia kemudian dikepung oleh tiga orang pemain MU. Pada saat yang tepat ia kemudian memberikan bola kepada Zinchenko yang berlari di sisi kirinya, yang kemudian memberikan crossing kepada Odegaard, lalu diteruskan Nketiah menjadi gol.

Sekilas Zinchenko tampak offside ketika menerima bola dari Trossard. Namun VAR berkata lain, dan gol Nketiah itu tetap disahkan wasit.

***

Terlepas dari hasil akhir yang berbuah kemenangan bagi Arsenal, penulis sendiri tertarik untuk menyelisik strategi dan pemain-pemain koentji dalam pertandingan ini.

Absennya Casemiro yang menjadi andalan MU dalam beberapa pertandingan terakhir, jelas merisaukan fans. Namun Ten Hag menegaskan kalau tanpa Casemiro pun MU tetap pede menghadapi pertandingan ini.

Casemiro memang tidak lagi sehebat di masa kejayaannya bersama Real Madrid dulu. Akan tetapi ia tetaplah istimewa karena ia telah bertransformasi menjadi seorang DM (Defensive Midfielder) yang sulit dilewati, atau setidaknya mampu menahan/memperlambat laju bola dalam transisi menyerang lawan, untuk memberi cukup waktu bagi timnya untuk mengorganisasi pertahanan.

Casemiro adalah pemain komplet karena punya visi yang bagus dalam membaca permainan. Heading, tackle, intercept-nya oke punya. Selain itu ia pun tidak pernah ragu untuk "melakukan pekerjaan kotor." Hukuman karena akumulasi kartu kuning adalah buktih sahih dari jati diri seorang Casemiro. Kelebihan lainnya, Casemiro mampu membangun serangan dengan cepat dan punya umpan terobosan yang terbilang yahud pula.

Berkaca pada hasil laga pertama kemarin, Ten Hag pun berharap akan menuai hasil bagus di Emirates Stadium. Skema 4-2-3-1 tetap menjadi pakem. Wan Bissaka yang sedang naik daun kemudian diplot menggantikan Diogo Dalot pada posisi bek kanan. Bissaka yang seorang fullback sejati memang lebih bagus bertahan daripada Dalot yang seorang wingback. Scott McTominay kemudian diplot menggantikan Casemiro. Ia ditemani Erikson sebagai double pivot.

Luke Shaw yang sukses menjadi bek tengah, dikembalikan ke posisi bek kiri. Bek tengah diisi oleh Martinez dan Varane. Trio gelandang serang diisi oleh Rashford, Fernandes dan Antony plus Weghorst sebagai penyerang tengah.

Dalam pandangan penulis, semua pemain MU bermain bagus, tidak ada yang jelek. Kekecualian hanya bagi Weghorst. Cukup wajar mengingat ia baru saja bergabung dengan MU.

Yang salah adalah Ten Hag, sebab ia terlalu pede dengan strateginya. Statistik mencatat kalau Arsenal melakukan 63 sentuhan di dalam kotak penalti MU! Ini adalah rekor baru di EPL musim 2022-2023, sebab sejauh ini belum ada tim yang mampu melakukan sentuhan sebanyak itu!

sofascore mencatat kalau Arsenal melakukan 20 shots inside box plus 5 shots outside box MU! Sebaliknya MU hanya mampu melakukan 3 shots inside box plus 3 shots outside box Arsenal!

Apakah artinya ini?

Artinya pemain-pemain Arsenal terlalu bebas berkeliaran di box MU karena lini tengah MU gagal menjadi filter sekaligus melindungi lini pertahanan MU. Akhirnya Kwartet pertahanan MU dipaksa bekerja keras untuk bertahan di box-nya sendiri saja, dan tak mampu mendukung serangan MU.

Total hanya 6 shots adalah bukti nyata kalau MU lebih banyak bertahan saja, dan tak mampu mengorganisir serangan secara tim. Artinya MU hanya bertumpu kepada serangan balik lewat kecepatan Rashford dan Antony saja.

Erikson ataupun Fernandes bukanlah seorang DM. Jangan tanya pula kepada Rashford, Antony apalagi kepada Weghorst. Namun bukan berarti mereka ini bermain jelek, karena kenyataannya semua pemain di atas tetap melakukan pressing ketat terhadap pemain-pemain Arsenal. Masalahnya kualitas mereka ini lebih dominan untuk bermain menyerang daripada bertahan.

Seandainya Casemiro bermain menggantikan McTominay, apakah hasilnya akan lain? 

Menurut penulis, hasilnya bisa saja lebih buruk dengan Casemiro mendapat kartu merah! McTominay adalah tipikal gelandang yang mengandalkan fisik dan kecepatan, dan sangat pas untuk pertandingan kemarin. Masalahnya McTominay sendiri jelas tak akan mampu menahan serangan Arsenal. Ia butuh dukungan gelandang box-to-box seperti Fred ataupun "gelandang pengangkut air" seperti Casemiro. Sementara Erikson adalah tipikal seorang playmaker.

Berkaca pada statistik pertandingan, penulis jadi berandai-andai. Sekiranya lapangan tengah diisi oleh trio McTominay, Fred dan Erikson plus Fernandes berdiri di belakang tombak kembar Rashford-Antony, mungkin saja MU lebih bisa mengimbangi Arsenal.

Ini bukan terkait hasil akhir, sebab hasil akhir itu ditentukan oleh banyak variable. Apalagi sepak bola bukanlah matematika. Akan tetapi statistik tidak akan pernah menipu jalannya pertandingan!

***

Arsenal memang semakin keren. Musim lalu Arsenal seharusnya bisa lolos ke empat besar. Sayang mereka tersandung oleh seteru abadi sesama tim London, Spurs. Mental menjadi masalah utama bagi para youngster Meriam London ini. Arteta tentunya menyadarinya. Itulah sebabnya ia bersama DirTek, Edu fokus mencari pemain-pemain senior yang bisa membimbing para pemain muda Arsenal.

Mereka kemudian membeli Gabjes dan Zinchenko dari ManCity. Ini memang pembelian sangat hoki bagi Arsenal. Gabjes ini pemain serba-bisa. Pinter menahan bola, bisa bermain sebagai pemain nomer 10, sayap kiri, kanan maupun penyerang tengah. Ia pun pinter menarik pemain lawan untuk mendekatinya, sehingga teman lainnya pun terbebas tanpa kawalan ketat.

 sumber : https://talksport.com/wp-content/uploads/sites/5/2023/01/RAS-TALKSPORT-OLEKSANDR-ZINCHENKO.jpg?strip=all&quality=100&w=1500&h=1000
 sumber : https://talksport.com/wp-content/uploads/sites/5/2023/01/RAS-TALKSPORT-OLEKSANDR-ZINCHENKO.jpg?strip=all&quality=100&w=1500&h=1000

Kalau ada yang serius memperhatikan sosok Zinchenko dalam pertandingan kemarin, tentunya akan bertanya, "mengapa Pep membiarkannya pergi?" Memang sudah ada bek serba-bisa, Joao Cancelo pada posisi itu. Namun saat ini penampilan Cancelo sedang jeblok, dan pastinya Pep akan kangen pada sosok Zinchenko yang menjadi pembeda pakai banget pada pertandingan Arsenal-MU kemarin.

Zinchenko bisa menjadi leader bagi pemain-pemain muda Arsenal. Ia selalu terlibat dalam mengorganisir permainan Arsenal sepanjang pertandingan. Zinchenko pun mampu mematikan pergerakan pemain muahal seperti Antony. Padahal Antony ini punya banyak trik dan skill tingkat dewa dalam mengolah bola. Akan tetapi kalau segala trik-trik itu tidak mampu juga dipakai untuk melewati bek lawan, apakah tidak sebaiknya beliau ini main lato-lato saja sambil merem di pinggir lapangan?

Ini memang ciri khas Pep Guardiola. Zinchenko (dan juga Cancelo di ManCity) adalah seorang inverted full-back yang selalu bergerak ke sisi tengah. Itulah sebabnya dalam pertandingan kemarin itu Arsenal mendominasi lapangan tengah karena mereka "kelebihan orang."

Tugas Zinchenko ini "macam-macam." Ketika Xhaka naik membantu serangan, maka Zinchenko akan bergerak untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Xhaka. Demikian pula ketika Partey naik, maka Zinchenko otomatis akan menjadi DM.

Bahkan ketika seorang Martinelli bergerak ke tengah untuk masuk ke kotak penalti lawan, maka Zinchenko akan bergerak menuju posisi Martinelli semula! Zinchenko memang pemain serba-bisa. Senjata utama Zinchenko selain crossing adalah umpan terobosan akurat "membelah lapangan" yang bisa dimanfaatkan oleh Bukayo Saka maupun Nketiah. Ini jelas terlihat dalam pertandingan kemarin.

Akan halnya Trossard, penulis yakin kalau pembeliannya juga termasuk hoki. Trossard pemain serba-bisa yang bisa ditaruh di berbagai posisi penyerangan. Gaya bermainnya pun cocok pula dengan mazhab tim London Merah itu.

Kemenangan atas MU kemarin sepertinya bisa membuat The Gooners melupakan sosok "penyerang maut," Mykhailo Mudryk yang ditikung Chelsea di tikungan terakhir berkat mahar selangit!

Granit Xhaka, jenderal lapangan tengah Arsenal, sumber :  https://cdn.antaranews.com/cache/800x533/2022/10/21/000_32LT8W8.jpgge caption
Granit Xhaka, jenderal lapangan tengah Arsenal, sumber :  https://cdn.antaranews.com/cache/800x533/2022/10/21/000_32LT8W8.jpgge caption

Dalam pandangan penulis, ini memang saat kebangkitan Arsenal kembali. Pemain-pemain yang tadinya akan ditendang karena dianggap tidak bisa berkembang, misalnya seperti Nketiah, Saliba dan Sambi Lokonga justru bisa menjadi tulang punggung Arsenal saat ini. Dulu Xhaka adalah biang kerok pembuat onar.  Doyan berantem dengan pemain lawan, wasit, bahkan teman sendiri. Ia pun doyan mendapat kartu. Siapa sangka anak nackal (sudah dijual tapi tak laku) seperti Granit Xhaka bisa sehebat sekarang ini!

Kini kunci brankas London Merah sudah dibuka, sebab Arsenal pun adalah klub tajir melintir. "Ente jual ane beli!" kata Arteta. Rupanya itu membuat gusar Ancelotti, "Camavinga not for sale!" katanya ketus ketika Arteta melirik gelandang Real Madrid ini. Kini Declan Rice dan Youri Tielemans pun masuk dalam bidikan Arteta. 

Semoga saja Arsenal bisa menjadi juara EPL musim ini, lalu diikuti dengan gelar juara Liga Champion musim berikutnya.

Buat para Gooners, jangan pernah takut bermimpi, yang penting jangan sampai terjaga sebelum musim EPL ini berakhir...

Salam sepak bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun