Namun pelatih tentunya tidak akan mengizinkan pemain lawan boleh bebas memasuki kotak penalti sendiri. Prinsipnya "orang boleh lewat, tapi bola jangan!" Prinsip sederhana ini ternyata bisa membuat gawang Brentford tetap perawan hingga akhir laga.
Pelatih Brentford, Thomas Frank tentunya mafhum kalau anak-anak asuhnya ini bukanlah pemain top yang punya skill mumpuni. Jadi Ia menerapkan skema high-pressing untuk meredam serangan lawan, yang sekaligus juga dipakai mencari peluang menyerang balik. Selain itu Ia juga memanfaatkan bola-bola mati sebagai peluang untuk mencari gol. Tentunya kecepatan juga menjadi syarat utama lainnya.
Mari kita lihat gol-gol yang dilesakkan oleh Brentford ini. Gol pertama adalah murni kesalahan de Gea yang tidak akurat mengamankan bola. Gol kedua adalah berkat highpress yang diterapkan Mathias Jensen terhadap Eriksen. Jensen kemudian dengan mudahnya bisa melesakkan gol ke gawang de Gea.
Gol ketiga adalah berkat bola mati (korner) yang selalu dilatih oleh pemain-pemain Brentford. Gol ini asli bergaya old-school. Bola dari korner terlebih dahulu diumpan ke tiang jauh, lalu diumpan balik ke tiang dekat, dan gol!Â
Coba lihat tatapan mata de Gea. Ketika bola korner melambung melewatinya ia kemudian bergerak pelan ke kanan, eh tiba-tiba bola berbalik lagi ke kiri. Ia kemudian bergerak pelan ke kiri. Eh, ia kemudian harus berbalik ke belakang! Rupanya gawangnya sudah dibobol mas Ben Mee tanpa ia sempat bereaksi!
Gol keempat adalah fast-break bergaya tim gurem. Di dalam kotak penalti sendiri, bek Brentford kemudian berhasil merebut bola dari kaki Sancho. Ia kemudian membuang bola jauh ke depan ke arah sisi kanan pertahanan MU. Ini pemain cerdas pakai banget! Kalau ia membuangnya ke arah tengah, pastilah akan gampang diamankan kiper.
Striker Ivan Toney kemudian berlari ke arah bola menyusuri sisi kanan MU. Dari arah belakang, tiga pemain MU berusaha mengejar Toney untuk menutup pergerakannya.Â
Dengan sekali sentuhan, Toney kemudian mengirim bola ke tengah di mana Bryan Mbeumo berlari dikejar Luke Shaw. "Untung tak dapat diraih Malang itu adanya di Jawa Timur." Shaw kalah cepat dan Mbeumo dengan sekali sontekan kemudian membobol gawang de Gea. Thomas Frank 4, Erik ten Hag 0.
Lalu bagaimana dengan taktik ten Hag sendiri?
Bermain dengan pola 4-3-3, ten Hag kali ini memakai seorang DM (Fred) saja, lalu menduetkan Eriksen dan Fernandes sebagai AM (gelandang serang) Tujuannya tentunya untuk memaksimalkan serangan. Akan tetapi semua serangan MU ini harus kandas oleh rumah lapis eh dwi lapis pertahanan grendel Brentford. Tiga gelandang box to box sebagai lapis pertama dan lima defender di lapis terakhir.