Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiga Hati untuk Satu Cinta (Bagian 9)

26 Januari 2022   01:05 Diperbarui: 26 Januari 2022   01:07 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 3 Hati 1 Cinta, Sumber: Shutterstock

"Masih di jalan, mau ke hotel, tapi jalanan macet."

"Ya udah kalo gitu, ntar kalo udah nyampe hotel telfon ya"

"Ok sayang."

Aku baru saja mau masuk ke lift, ketika tiba-tiba ada yang mencolekku dan berkata, "Taraaa."

"Astagfirullahaladzim!" teriakku kaget. Untung aku memegangi jantungku. kalau tidak, pastilah jantung itu sudah mencelat ke lantai! Di depanku Maya berdiri dengan muka lucunya. "Hai, kamu gak kangen sama aku?" katanya dengan mata berbinar-binar.

Aku menatapnya dari atas ke bawah, dari kiri ke kanan. Dia masih orang yang sama, bahkan lebih cantik. Bentuk tubuhnya kini lebih padat. Pasti efek dari banyak berjalan kaki. Namun aku tak tahu harus bagaimana, karena ini diluar skenario semula! Harusnya cerita sudah usai kemarin. Namun penulisnya nackal, cerita diperpanjang sehingga membuat aku jadi nganu.

"Bram, aku kangen banget sama kamu." katanya dengan wajah memelas.

Duh Gusti! Jiwaku tersimpan rapi di Jakarta tapi ragaku terhempas di Surabaya! "Aku juga kangen sama kamu May." Aku kemudian memeluknya erat. Dan inilah yang kutakutkan! Memeluknya seperti memutar waktu kembali saat kebersamaan kami dulu. Ternyata banyak sekali kenangan indah yang bahkan baru sekarang ini bisa kuingat kembali.

Salah satu yang paling gokil adalah "Terapi 10 detik." Jarak meja kerjaku dengan "kubikel' Maya hanya berkisar enam meter saja. Ketika Maya hendak ke toilet, maka aku akan buru-buru mengikutinya. 

Kalau situasi aman terkendali, maka aku akan menarik Maya ke pantry di sebelah toilet. Aku akan menciumnya selama 10 detik. Tentunya tidak selalu berhasil, malah lebih banyak gagalnya. Terutama karena Maya tidak mau! Tapi apapun itu, hal itu bisa membuatku lebih segar kembali ketika bekerja.

Pernah sekali aku dikerjai Maya. Waktu itu sekitar jam tiga sore. Maya tampaknya hendak ke toilet. Aku segera mengikutinya, tapi agak telat karena aku harus mengikat tali sepatu terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun