Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiga Hati untuk Satu Cinta (Bagian 3)

6 Januari 2022   00:45 Diperbarui: 6 Januari 2022   01:11 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cinta tidak mungkin tertukar. Kalau Tuhan memberimu cinta, Ia akan memberikannya dalam satu paket yang utuh. Perjalanan hidup memang panjang dan berliku, tapi cinta akan selalu menemukan jalannya sendiri."

Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Tiga gelas draught beer sudah mengucur melalui kerongkonganku. Sebenarnya aku tidak pernah minum alkohol. Namun malam ini adalah malam spesial bagi para pecundang yang sedang patah hati. Gerombolan bikers yang minum bersamaku di cafe ini, sepertinya juga bernasib mirip denganku, "terduga jomlo patah hati!"

Lagu "Members Only" dari Bobby "Blue" Bland baru saja usai dibawakan penyanyi cewe bersuara serak-serak becek itu. Lagu berikutnya, "Lonely is The Night" dari Air Supply sontak membuat seluruh pengunjung cafe berdiri dan ikut bernyanyi.

"Ikutan nyanyi dong bro" kata seseorang dengan gelas bir di tangannya. Astaga! Darimana dia tahu kalau aku ini jomlo patah hati? "Toss" aku menyentuhkan gelasku dengan gelasnya, "Hayu bro" kataku.

Never thought that I that I would need you

Never thought that I that I'd be missing you

Gotta get you back, I just got to find a way now

To let you know to let you know to let you know

That I'm so lost without you, And now this world it ain't just right

Lonely is the night when I'm not with you

Lonely is the night ain't no light shining through

Till you're in my arms till you're here by my side

Lonely am I...

Waktu sudah menunjukkan pukul 01.30 dini hari. Cafe sudah tutup. Penyanyi cewe tadi baru saja pulang digonceng cowo bulenya naik motor. Ia melambaikan tangan sambil menebar senyum manisnya ketika melewatiku. Duh Gusti, cewe itu seksi sekali. Mungkin sebaiknya aku pacaran dengan penyanyi saja ya...

Aku tidak tahu hendak kemana. Kalau aku pulang ke hotel, pasti aku akan tertidur lalu bermimpi. Aku takut mimpi, takut kalau-kalau nanti mimpiku melihat Armand dan Ratih berciuman lagi. Setelah membeli tiga kaleng bir di sebuah mini market, aku pun mengayunkan langkah menuju pantai. Aku kemudian membaringkan saja tubuhku di atas pasir yang lembut.

"Jangan menyerah pada orang yang kamu cintai sebelum janur kuning melengkung di depan rumahnya." Demikianlah sabda para mantan yang belum juga bisa move-on!

Haruskah aku fight untuk Ratih? Beranikah aku bersaing dengan Armand? Layakkah Ratih untuk diperjuangkan? Entah lah, aku tak tahu. Setelah nanti berjuang keras, bagaimana kalau Ratih ternyata lebih memilih Armand? Bisakah aku menerima kenyataan itu? Rasanya tidak, aku tidak akan kuat!

Badanku mungkin masih kuat digebukin dua orang, tapi hatiku takkan kuat menghadapi penolakan. Aku sebaiknya mundur saja. Kata simbah, kalau jodoh juga tidak akan kemana."  

"Cinta tidak mungkin tertukar. Kalau Tuhan memberimu cinta, Ia akan memberikannya dalam satu paket yang utuh. Perjalanan hidup memang panjang dan berliku, tapi cinta akan selalu menemukan jalannya sendiri."

Duh Gusti, aku tidak tahu apakah kata-kata ini merupakan obat mujarab ataukah ratjoen bagi para jomlo yang tak kuat menghadapi kenyataan!

***

Kini aku meninggalkan semuanya di belakangku. Aku menatap langit yang dipenuhi ribuan bintang, membuat pemandangan di langit terasa menakjubkan. Betapa agungnya karya Tuhan pencipta alam semesta. Aku memang tidak mengenal Tuhan, tetapi lewat karya ciptaan-Nya ini aku menjadi tertarik untuk mengenalnya lebih dekat lagi.

Rasi bintang Pari yang bentuknya seperti ikan Pari, atau layangan itu terlihat dengan jelas. Rasi bintang Pari (Crux) ada di Selatan. Orion di sebelah Barat. Rasi bintang Biduk (Great Bear) ada di Utara dan Scorpio menjadi penunjuk di Timur langit. Semuanya berfungsi sebagai penunjuk arah agar kita tidak tersesat. Kebetulan pula saat ini aku tersesat, dan tak tau arah jalan pulang.

Aku tahu soal perbintangan ini dari Lenny. Ia menjelaskannya padaku saat kami berduaan di acara perkemahan sekolah pada masa SMA dulu. Aku tak tahan melihat Crux, lalu mencium pipi Lenny. Ia kemudian balas mencium mulutku. Itulah ciuman pertamaku.

Di depan Crux, Orion, Great Bear dan Scorpio, aku kemudian berjanji kepada Lenny, "Walaupun langit tidak selalu tampak cerah untuk menampakkan bintang-bintang, tapi aku berjanji akan selalu setia berada di sisimu untuk mencintaimu, merawatmu dan mengasihimu. Aku juga berjanji akan selalu merindukan ceritamu mengenai mitologi Yunani kuno itu, bahwa Orion putra Neptune adalah seorang pemburu terbaik di dunia..."

Seminggu kemudian Lenny kembali berbaikan dengan Albert. Aku jelas melihat wajah Lenny penuh kebahagiaan ketika menerima setangkai mawar dan sebatang cokelat Silver Queen dari Albert.

Itulah untuk pertama kalinya aku mengenal bagaimana rasanya "Patah hati!"

***

Aku menghela napas panjang. Tetiba ada sosok bintang jatuh. "Bintang jatuh, make a wish!" teriakku. Bintang itu kemudian berputar, lalu berhenti tepat di depanku. Padahal aku belum make a wish!

Bintang itu lalu menatapku dengan senyum genit penuh kemanjaan. Aku sungguh terpesona dibuatnya. Ia membiusku dengan senyum genitnya itu, menembus relung hatiku yang sepi. Tanpa sadar aku menyapanya, "hai." Aku membiarkan saja tubuhku tetap rebahan di atas pasir sambil menatapnya.

"Hai," katanya sambil turun mendekatiku.

Aku terperangah dan gelagapan dibuatnya.  Sinar lembutnya menimpa kulitku yang tipis. Terasa hangat, membuat bulu-bulu tanganku berdiri. Sinar itu menembus mulut dan kerongkongan, lalu berhenti di seputaran jantungku. Aku tertegun kenapa tidak langsung menembus jantungku? Ternyata ada selaput keraguan merintanginya, menunggu jalinan kisah selanjutnya. Duh Gusti!

Bintang manis itu tertawa geli melihat perangaiku. Sambil tetap menebar senyum mempesonanya, ia bertanya kepadaku dengan lembut, "Mengapa kamu sendirian saja? Tidak adakah seseorang yang mau menemanimu di malam yang indah ini?"

Dengan sedikit rasa malu, aku menjawabnya, "Ah, aku ini seorang jomlo yang baru saja patah hati. Rupanya aku ini tidak cukup pantas menjadi pacar seseorang."

Senyum manisnya seketika berubah menjadi sebuah empati.  Sangat tulus, sehingga mampu meluruskan tulang-tulang yang bengkok. "Heiii, kamu jangan pernah sekali-sekali berpikiran begitu, lihatlah taburan bintang di langit sana, demikian jugalah banyaknya wanita yang ada di bumi ini. Mungkin tidak banyak yang melirikmu, tetapi tidakkah kau merasa, setidak-tidaknya ada juga satu yang tertarik padamu?"

"Duh Gusti, ucapan lembut itu terasa sangat menyejukkan, laksana meminum segelas es sirop di gurun Sahara yang kering kerontang. Aku kemudian tersenyum kepadanya. Mungkin itu adalah senyum manis terbaik yang pernah kuberikan.

Bintang itu tersenyum lebar melihat senyumku itu. Senyum manisnya itu terasa sangat menyentuh, menghangatkan hati yang beku, melemaskan sendi-sendi yang kaku.

Beberapa waktu lamanya kami hanya saling senyum dan berdiam diri. Ketika mata beradu, dan senyum tulus telah menyatu, tidak perlu ada lagi kata-kata yang terucap.

Aku kemudian berkata dengan lembut kepadanya, "Boleh kah aku menciummu?"

Seketika wajahnya memerah, terkaget dengan permintaanku. Ia kemudian turun mendekat, membelai rambutku, menutup matanya, lalu menciumku.

Dalam sekejap waktu menghentikan langkahnya! Bumi berhenti berputar pada porosnya. Bintang-bintang di langit berhenti berkelap-kelip. Suara ombak di tepi pantai membisu. Bayu bersembunyi di balik nyiur. Semuanya terpana seperti ingin membiarkan kami berciuman mesra tanpa ada gangguan.

Aku menutup mata, membiarkan cahaya lembut itu menembus jantung, mengusir rasa sepi di hatiku. Saat ini tidak perlu kata-kata, bahkan tidak satu kata pun! karena semuanya itu akan sia-sia belaka.

Aku merasa ia membawaku terbang jauh ke langit biru, melewati gumpalan awan putih yang berserakan di angkasa. Aku kemudian membuka mata, dan menatap dalam-dalam ke kedua bola mata indah itu. Duh Gusti, aku melihat bayangan diriku di dalam bola mata indah itu!

Aku kemudian berkata kepadanya penuh harap, "Boleh kah besok kita bertemu lagi?"

Dia terdiam menatapku, lalu tersenyum. Ia kemudian berbisik dengan lembut di telingaku, "Kamu tidak perlu mencariku sayang, karena aku akan selalu berada di atas sana. Di manapun kamu berada, kamu tetap dapat melihatku, karena aku akan selalu berada di tempatku, bye bye sayang..." ia lalu terbang kembali ke tempatnya semula.

Aku tertegun, Duh Gusti! Dalam sekejap aku terbang ke angkasa penuh dengan kesenangan yang tiada tara, tetapi dalam sekejap pula aku terhempas jatuh ke lembah derita yang tiada terperi.

Aku kemudian bangkit sambil menghapus air mata yang jatuh di pipiku. Aku kemudian tersenyum penuh kelegaan. Aku mengerti maksud si bintang manis itu. Di luar sana pastilah ada setidaknya satu orang yang tertarik padaku.

Aku hanya perlu satu perempuan saja dari antara jutaan yang bertebaran seperti bintang di langit sana, dan aku rasa itu tidaklah terlalu susah. Aku kemudian berlari sambil tertawa meninggalkan pantai.

Tiba-tiba aku dikejutkan suara seorang wanita setenga baya yang memanggilku, "Mas, sini dong, saya juga punya banyak bintang, mas mau yang kayak apa?"

Aku kemudian menghentikan langkah. Beberapa wanita muda mengenakan tank-top kemudian berdiri di sampingnya. Sambil tersenyum aku berkata kepadanya, "Ogah ah, bintang kamu jelek!"

Mereka semuanya tertawa mendengar ocehanku. Aku juga tertawa sambil kembali berlari, hahaha

Dari kejauhan aku melihat bintang manisku juga tertawa kepadaku, hahaha Duh, Gusti....

(Bersambung)


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun