Dia terdiam menatapku, lalu tersenyum. Ia kemudian berbisik dengan lembut di telingaku, "Kamu tidak perlu mencariku sayang, karena aku akan selalu berada di atas sana. Di manapun kamu berada, kamu tetap dapat melihatku, karena aku akan selalu berada di tempatku, bye bye sayang..." ia lalu terbang kembali ke tempatnya semula.
Aku tertegun, Duh Gusti! Dalam sekejap aku terbang ke angkasa penuh dengan kesenangan yang tiada tara, tetapi dalam sekejap pula aku terhempas jatuh ke lembah derita yang tiada terperi.
Aku kemudian bangkit sambil menghapus air mata yang jatuh di pipiku. Aku kemudian tersenyum penuh kelegaan. Aku mengerti maksud si bintang manis itu. Di luar sana pastilah ada setidaknya satu orang yang tertarik padaku.
Aku hanya perlu satu perempuan saja dari antara jutaan yang bertebaran seperti bintang di langit sana, dan aku rasa itu tidaklah terlalu susah. Aku kemudian berlari sambil tertawa meninggalkan pantai.
Tiba-tiba aku dikejutkan suara seorang wanita setenga baya yang memanggilku, "Mas, sini dong, saya juga punya banyak bintang, mas mau yang kayak apa?"
Aku kemudian menghentikan langkah. Beberapa wanita muda mengenakan tank-top kemudian berdiri di sampingnya. Sambil tersenyum aku berkata kepadanya, "Ogah ah, bintang kamu jelek!"
Mereka semuanya tertawa mendengar ocehanku. Aku juga tertawa sambil kembali berlari, hahaha
Dari kejauhan aku melihat bintang manisku juga tertawa kepadaku, hahaha Duh, Gusti....
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H