"Gak tau bijimana!"
"Soalnya cowo itu kan agresif. Kalau ciuman, selalunya aku yang pertama kali dicium, lalu aku bales. Tadi siang, aku yang memulai, eh kamunya malah diem bae. Pas aku buka mata, kamu malah merem. Aku ngebatin, bener deh yang dikatakan Armand, kamu itu gay, yang jadi cewenya, hahaha."
"Anjrit! Kamu pikir aku ini Reynhard Sinaga apa! Aku ini laki-laki normal tauk!
"Hahaha, iya deh akhirnya aku percaya kalau kamu itu cowo normal, haha"
"Tapi tetap saja aku merasa kamu tadi itu terlalu nekat Rat, apa ada alasan lain?"
"Entah ya Bram. Aku juga baru nyadar kalau tadi siang itu aku sebenarnya terlalu nekat. Soalnya cuma kamu lho Bram teman cowo yang pernah masuk ke kamarku. Armand aja kalau datang duduknya di teras atau ruang tamu. Duduk di ruang makan aja dia belum pernah!
Aku menghela napas, "Apa kamu masih sakit hati sama Armand, Rat?
"Entahlah Bram, aku gak tau pasti. Tapi rasanya aku gak suka lagi sama dia."Â
Duh Gusti, mudah-mudahan Ratih tidak suka lagi sama Armand. Biar hanya aku saja yang disukai Ratih.Â
Aku membayangkan seandainya aku berkata kepada simbok, "Bu aku mau kawin, tolong lamarkan Ratih Bu"
Simbok pasti berkata sambil nangis, "Aduh le, apa kamu menghamili anak orang le?"