Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Kisah Pendeta Tohap

24 Desember 2021   19:10 Diperbarui: 24 Desember 2021   22:03 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sebuah gereja, sumber : https://www.anugrah.net/

Tuhan sudah datang ke dunia ini dalam rupa manusia. Lahir di kandang domba, di sebuah tempat yang diabaikan manusia. Akan tetapi memang itulah tujuannya, Ia hadir untuk orang-orang yang terpinggirkan.

Bukanlah sebuah kebetulan pula kalau Tohap yang dulunya bandel itu kemudian diubahkan menjadi seorang pendeta yang baik. Tohap memang dipilih dan diutus oleh-Nya, agar ia pergi ke tempat dimana orang lain tidak mau pergi. Tohap sadar, ia melayani bukan untuk manusia, melainkan bagi Tuhan. Sebab segala Kemuliaan memang hanya bagi Tuhan.

Sayup-sayup terdengar suara berkaharisma Tohap ketika ia menutup acara natal itu dengan sebuah doa, "Dame ni Debata nasumurung sian saluhut harohaon, ima mangaramoti angka ate-ate dohot pingkiran muna dibagasan Tuhan Yesus Kristus, Amen. (Damai sejahtera dari Allah, yang melampaui hati dan pikiran manusia, itulah yang memberkati hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus, Amin)"

Selamat Hari Natal buat teman-teman yang merayakannya.

*Catatan:

Di daerah Sumatera Utara, Monza adalah sebutan untuk pakaian bekas impor yang diseludupkan lewat Pelabuhan kecil di sepanjang Pantai Timur Sumatera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun