Ya, para youngster ini memang sangat cocok diturunkan ketika melawan tim yang bermain terbuka. Cepat, kuat, bergairah, tajam, percaya diri, dan skill di atas rata-rata membuat youngster ini mudah mengendalikan permainan.
Tuchel seharusnya puas karena ia kini punya banyak opsi strategi permainan. Jujur saja saya kurang suka dengan Tuchel sejak ia melatih Chelsea dengan gaya pragmatis ini.
Tuchel memang dipuja-puji orang terkait hasil yang telah dicapainya. Chelsea kini menjadi tim yang unbeateable. Man City dan Liverpool pun bisa dibekap. Terakhir, bermain dengan sepuluh orang, Chelsea sanggup menahan imbang Liverpool yang sedang onfire di Anfield Stadium!
Jadi kalau saya bilang saya tak puas dengan Tuchel, orang pasti menertawakan saya. Itu karena orang "menonton hasil pertandingan" Chelsea, bukan "mengamati permainan" Chelsea.
Sampai kemudian orang menonton pertandingan Brentford vs Chelsea. Brentford, klub promosi, yang sepanjang sejarah klub baru pertama kalinya bermain di liga primer ini kemudian benar-benar membuat klub sebesar Chelsea menjadi "samsak!" Chelsea dihujani dengan 17 tendangan dengan 7 tepat sasaran. Mendy bermain gemilang dengan melakukan 6 saves untuk menghindarkan gawang Chelsea kebobolan.
Sebaliknya sepanjang pertandingan "derby London Barat" ini Chelsea hanya mampu melepas 5 tendangan dengan satu, ya hanya "satu" yang tepat sasaran, dan ajaibnya menghasilkan gol pula!Â
Gol itu ditjetak Ben Chilwell, bek kiri yang selama ini terpinggirkan. Sementara itu duet penyerang, Lukaku-Werner hanya "planga-plongo" saja sepanjang pertandingan.
Entah apa yang ada di kepala Tuchel ketika wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan. Tuchel boleh bangga di depan kamera karena Chelsea menang. Akan tetapi ia tidak bisa membohongi dirinya, kalau ia malu melihat gawang "klub sultan," Chelsea dibombardir oleh "bopung" (bocah kampung) tetangga sebelah itu.
Secara permainan Chelsea kalah telak. Bukan karena Tuchel tidak punya skuad mumpuni, tetapi karena Tuchel tidak bisa memaksimalkan skuadnya sendiri.
Lukaku-Werner-Havertz hampir selalu diturunkan padahal mereka tidak selalu fit (secara mental). Ada beban psikologis yang mengganggu, karena mereka dibeli dan digaji dengan sangat mahal.Â
Apalagi Marina Granovskaia (direktur) dan manajemen Chelsea tentunya juga tidak mau terlihat bodoh, karena membeli pemain mahal tapi mereka ini hanya duduk di bench saja.