Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Terakhir untukmu Sahabat (Bagian 2)

30 September 2021   20:35 Diperbarui: 30 September 2021   20:37 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ari, kasusmu juga seharusnya dibuka kembali karena kamu tidak terlibat dalam peristiwa itu. Akan tetapi siapa yang peduli dengan orang-orang seperti kamu?

Namun kamu "sedikit beruntung." Putusan hukuman mati dari *MA sebenarnya sudah keluar tahun lalu, tapi salinan putusannya baru sampai di *PN beberapa lama kemudian. Beruntung hakim PN pun belum mengeluarkan perintah kepada jaksa untuk mengeksekusi kamu.

Untunglah datang surat kamu Ri. Aku langsung gercep minta tolong kepada mas Robby untuk meminta *PK dalam kasusmu karena ada *Novum baru.

Ari, aku bisa pastikan kamu akan bebas, tapi kamu harus bersabar dulu ya. Kasusmu akan dibuka kembali, dan tentunya butuh waktu sesuai prosedur hukum yang berlaku untuk penyelesaiannya.

Oh ya, soal kompensasi dana yang menjadi hak kamu itu, akan kamu dapatkan kembali 100%. Mas Robby sudah mengurusnya langsung ke PJTKI itu. Jadi kamu itu berutang banyak loh sama mas Robby.

Jadi kalau kamu nanti keluar dari lapas, kamu gak perlu harus membunuh orang lagi gara-gara rebutan burger sisa dari tong sampah. Soalnya kamu nanti sudah bisa membuka gerai buger sendiri, dan kamu bisa makan burger sepuasnya sampai perut meletus hahaha.

***

Ari, sekarang aku bicara soal "rasa."

Ri, aku gak tau harus ngomong apa. Kalau aku bilang gak ada rasa sama kamu, jelas aku bohong!

Gak mungkin juga ada seorang perempuan mau surat-suratan kepada seorang napi selama dua tahun kalau tidak ada rasa yang menyertai surat-surat itu!

Ri, kamu itu cakep. Lebih cakep dari mas Robby malah. Aku suka sorot matamu yang tajam, serasa menghujam ke jantungku, mencari tahu apakah masih ada ruang tersisa buatmu untuk rebahan di situ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun