Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Money

Seandainya Saya Jadi Ka-Bulog!

26 Maret 2021   02:05 Diperbarui: 14 April 2021   20:09 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar gudang Bulog, sumber : https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2018/02/27/1a36efd4-d4cf-4cd2-932c-7ed9cdef4702_169.jpeg?w=700&q=90

Sejak zaman Suharto berkuasa Bulog ini menjadi sorotan publik karena sarat dengan korupsi. Bahkan dulu petingginya itu harus masuk bui karena tergelincir kasus korupsi juga. Gus Dur juga dulu tersingkir salah satunya akibat diterpa isu Bulogate!

Rapor Bulog memang jelek. Saat ini utang Bulog berkisar Rp 29,2 triliun! Belum lagi masalah beras di gudang yang terancam puso.

Dilansir dari finance.detik.com, Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika memaparkan ada 300-400 ribu ton beras di gudang Bulog berpotensi turun mutu. 

Jumlah itu merupakan stok beras dari tahun 2018-2019 yang didapat dari penyerapan lokal maupun impor di tahun 2018 lalu. Dia menilai bila setengahnya saja tidak layak konsumsi, maka kerugian negara itu Rp 1,25 triliun. Lalu siapa yang akan bertanggung jawab dengan kerugian ini?

Dari sudut pandang Bulog sendiri, Bulog memikul tanggung jawab berat karena diwajibkan untuk membeli gabah petani sesuai dengan harga ketetapan pemerintah ketika harganya anjlok. Sebaliknya ketika harga beras meroket diatas HET, Bulog juga harus mampu melakukan operasi pasar untuk menurunkan harga beras. Selain itu, sebagai BUMN Bulog juga diwajibkan untuk memberi laba. Edan tenan!

Bisakah "Perusahaan sosial" sukses melaksanakan tugas sosialnya sembari dapat cuan juga? Jawabannya "BISA" kalau ditangani dengan manajemen yang tepat, oleh orang yang tepat pula!

Syaratnya orangnya harus punya jiwa sosial yang tinggi, rendah hati, bijaksana, penyayang dan tak suka membuat kegaduhan dengan menyalahkan pihak lain. Selain itu orangnya tentunya harus punya integritas, paham betul akan pasar dan dinamikanya, memiliki ketrampilan teknis dan punya visi yang jauh ke depan.

Adakah orang yang seperti itu? Tentunya ada. Salah satunya ya saya sendiri, hahaha...

Daripada membuat kegaduhan dengan orang lain, lebih baik saya secepatnya membuat perencanaan dan strategi yang komprehensif agar Bulog ini bisa menjadi makmur. Saya juga kecipratan rezeki, petani happy dan konsumen pemangsa beras tetap bisa bersuka cita dengan harga beras dibawah HET!

Walaupun tugasnya kelihatan berat, namun cara kerja Bulog ini sebenarnya sederhana saja. Bulog itu kan pedagang beras. Bulog membeli gabah/beras yang kemudian disimpan di gudang untuk dijual kembali. Jadi modal utama Bulog itu adalah gudang, gudang dan gudang! Jadi syarat utamanya adalah gudang, yang justru menjadi salah satu masalah utama Bulog pada saat ini!

Sejak Gajah Mada menjadi prabu di Majapahit hingga sekarang ini, cara Bulog menyimpan beras masih tetap sama. Beras ditumpuk lapis demi lapis persis seperti rumah lapis dengan DP 0 Rupiah tersebut. Jadi kalau ada orang yang mengklaim dirinya masih keturunan Raja Majapahit, itu salah satunya karena Bulog masih menyimpan beras dengan cara kerajaan Majapahit pula!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun