Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool Hajar Spurs 3-1 berkat Cibiran Fans MU

30 Januari 2021   00:40 Diperbarui: 30 Januari 2021   00:51 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Firmino dan Mane, sumber : https://i2-prod.liverpoolecho.co.uk/incoming/article16057896.ece/ALTERNATES/s615/0_GettyImages-1139508153.jpg

Secara umum, apa yang berbeda dengan penampilan Liverpool kemarin?

Menempatkan Thiago di posisi gelandang kanan ternyata sangat tepat. Selama ini Thiago ditempatkan sebagai gelandang bertahan merangkap deep lying play maker, dan gagal. Bukan karena Thiago tak mampu, tetapi lebih tepat karena tidak cocok diterapkan di Liga Inggris yang tempo permainannya sangat cepat. Kalau di Italia, Spanyol, Prancis bahkan Jerman memang berhasil. Buktinya Thiago sukses memainkan peran itu di Bayern Munchen!

Ini mirip seperti kasus Jorginho di Chelsea. Dulu Sarri yakin betul kalau "Sarri ball-nya" itu akan bisa menggoyang Inggris seperti halnya goyang Pantura menggoyang jalur truk Cipali. Itu karena ia membawa serta Jorginho juga.

Apalagi Jorginho ini dianggap sebagai titisan Andrea Pirlo. Kante kemudian digeser menjadi gelandang kanan. Apa yang terjadi sodara-sodara, Jorginho malah menjadi titik lemah Chelsea karena ia kalah cepat dengan pemain lawan!

Bersama bek pengganti, Nathan Philip, Thiago dianggap sebagai pemain Liverpool yang nilainya paling rendah. Apalagi keduanya mendapat kartu kuning pula. Namun tidak begitu dalam pandangan penulis.

Thiago justru perlu mendapat jam bermain banyak agar bisa beradaptasi dengan tim. Dan hal itu terbukti. Permainan Thiago kini semakin cepat, dan ia tidak berlama-lama lagi memegang bola.

Kemarin, posisi Thiago berada sedikit di depan (bukan sejajar) Milner dan Gini, di belakang Firmino dan Salah. Posisi ini ternyata sangat enak bagi keseluruhan tim. Thiago bisa bermain one-two pass dengan empat pemain di sekelilingnya plus bek sayap, Arnold.

Serangan Liverpool kini tidak melulu harus melalui Thiago lagi, tapi Thiago berperan besar untuk mengendalikan bola. Nah, salah satu kunci keberhasilan Liverpool mengalahkan Spurs juga adalah karena pengendalian bola ini.

Wah, penulis tampaknya tidak konsisten! Kemarin Thiago dikecam karena melambatkan tempo permainan. Sekarang Thiago dipuji padahal ia melambatkan tempo permainan juga! 

Nah begini penjelasannya.

Ketika melawan MU, Thiago bertindak sebagai playmaker dan gelandang bertahan. Ia diharapkan bisa menggantikan peran Hendo yang diplot menjadi bek tengah. Apalagi crossing dari kedua bek sayap juga macet. Jadi Thiago diharapkan bisa menjadi pembagi bola seperti peran yang dilakukannya di Munchen. Sayangnya Thiago gagal melaksankan tugasnya, padahal penyerang Liverpool butuh bola-bola cepat. Jadi kehadiran Thiago malah melambatkan serangan balik Liverpool.

Spurs bukanlah MU. Spurs "cari makan lewat parkir bus," lalu melakukan counter attack lewat sihir Kane dan kecepatan Son. Kalau tidak waspada, Liverpool bisa saja dibantai Spurs.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun