Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool Hajar Spurs 3-1 berkat Cibiran Fans MU

30 Januari 2021   00:40 Diperbarui: 30 Januari 2021   00:51 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah salah satu resep keberhasilan Liverpool mengalahkan Spurs. Arnold yang menjadi terdakwa dalam beberapa pertandingan sebelumnya, kini justru menjadi pemain bintang.

Arnold bermain tidak seagresif biasanya. Ia fokus menjadi fullback untuk mengunci pergerakan Son. Setelah ada peluang, barulah ia berlari jauh ke depan. Dengan demikian staminanya tetap terjaga untuk bermain penuh selama 90 menit.

Pertahanan tetap oke, serangan pun boleh! sebiji gol dan sebiji asis adalah petunjuk bahwa Arnold tetap bisa tajam walaupun "bermain dari belakang."

Kembalinya sang kapten, Jordan Henderson benar-benar membawa perobahan bagi keseluruhan tim, baik secara psikis dan juga taktikal. Hendo rajin berteriak untuk mengatur dan mengingatkan rekan-rekannya untuk tetap menjaga posisi.

Hendo adalah raja lapangan tengah Liverpool dan tidak tergantikan. Setelah buntu selama 45 menit, Hendo kemudian naik ke tengah untuk memberikan umpan kunci kepada Mane, yang kemudian memberi asis kepada Firmino untuk menjadi gol pertama Liverpool.

Itulah yang hilang dari Liverpool selama ini. Cedera yang menimpa van Dijk, Gomez dan Matip kemudian memaksa Hendo dan Fabinho bergantian menjadi bek tengah, dan Liverpool kemudian kehilangan "ruh" di tengah.

Fabinho dan Hendo adalah nyawa Liverpool di tengah untuk stabilitas pertahanan dan keseimbangan tim. Pemain ketiga bisa saja Gini (Wijnaldum) Milner, Chamberlain, Thiago, atau Keyta untuk melengkapi kepingan lini tengah sesuai dengan kebutuhan tim.

Kehadiran James Milner dan Gini (Wijnaldum) di tengah juga semakin menambah ketenangan. Lima tahun lalu City menganggap Milner sudah habis, apalagi usianya sudah kepala tiga. Milner kemudian digratiskan untuk pergi ke Liverpool.

Lima tahun berlalu, "orang tua" ini ternyata masih nyaman bermain selama 90 menit sebagai gelandang box to box, bersaing dengan para anak muda belia.

Musim depan Gini akan bermain di Barcelona, tetapi Liverpool tidak akan kehilangan sebab banyak pemain tengah yang bisa menggantikan peran Gini dengan baik.

Akhirnya lini depan yang kini bisa tersenyum lagi setelah sempat kehilangan taji. Lihatlah ekspresi wajah Mane dan Firmino yang seakan tak percaya bisa mencetak gol lagi. Berat betul beban yang mereka sandang selama ini. Ketika mereka kemudian berhasil mencetak gol, maka beban itu segera menghilang tergantikan tawa ceria, hahaha...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun