Ketika serangan MU patah, maka ada jarak yang cukup jauh antara gelandang dengan bek tengah. Kalau yang dihadapi klub seperti Wolves yang punya serangan balik cepat dan memiliki penyerang kekar dan cerdik seperti Adama Traore, maka Maguire dan Bailly/Lindelof jelas akan kesulitan.
Apalagi trio Neto, Moutinho dan Ferreira adalah pelari cepat yang sudah pasti sudah bersiap-siap untuk menerima umpan manis dari Traore.
Jadi kalau MU mau jadi juara EPL lagi, maka kuncinya terletak pada visi pemain tengah.
Pertahanan yang baik butuh pemain belakang dengan skill hebat. MU sudah punya, bahkan berlebih. Di sektor penyerangan, MU juga memiliki penyerang dengan skill tinggi.
Di lini tengah, memiliki pemain dengan skill tingkat dewa saja tidak cukup karena visi pemain lebih dibutuhkan, sebab gaya dan irama permainan diatur oleh pemain tengah.
Sebagai perbandingan, bisa kita ambil dari musuh bebuyutan, Liverpool.
Lini belakang/depan MU dan Liverpool itu boleh dikatakan seimbang. Akan tetapi di lini tengah, nilai dan skill pemain MU itu jauh lebih unggul! Tidak percaya?
Sekarang mari kita hitung, berapa kira-kira nilai pasar trio Milner, Henderson dan Naby Keyta/Xherdan shaqiri. Apalagi skill mereka ini tergolong pas-pasan. Akan tetapi jangan tanya visi mereka ketika bermain. Trio ini sanggup melindungi lini belakang dan mensupport lini serang dengan amat baiknya!
Sekarang kita bandingkan dengan skill/nilai pasar Fernandes, Pogba dan Fred/Scott Mc Tominay. Jelas lini tengah MU jauh lebih unggul dari lini tengah Liverpool.
Akan tetapi fans, terutama Roy Keane sering memaki Pogba, Matic, Fred dan Scott Mc Tominay karena dianggap bermain buruk, sebab bermain tanpa visi.
Tanggal 17 dan 23 Januari ini, MU akan dua kali berhadapan dengan Liverpool. Sekalipun lini belakang Liverpool sedang limbung ditinggal oleh seluruh bek tengah seniornya, akan tetapi kunci permainan akan terletak di lini tengah.