Prestasi MU kini memang moncer. Di saat tim lain "oleng," MU justru bisa bangkit secara perlahan. Rahasianya terletak pada kedalaman skuat MU yang mumpuni plus "sihir" Bruno Fernandes tentunya.
Padahal Bruno Fernandes bukanlah pemain yang selalu terlihat aktif di lapangan. Akan tetapi Fernandes selalu hadir pada momen-momen penting, termasuk dengan mencetak gol krusial bagi kemenangan MU. Itulah sebabnya disebut "sihir Fernandes."
Ibarat pesulap yang ingin menghadirkan ayam panggang, Fernandes tidak perlu harus menguber ayam, memotong, mengulitinya lalu memanggangnya. Fernandes cukup membuka topi sulapnya, memberi mantera sim salabim, lalu taraaa... hadirlah ayam panggang.
Fans kemudian bertepuk tangan dengan senang, sementara Donny van de Beek diam membisu.
Akan tetapi (dalam pandangan penulis) Fernandes memang memiliki "sihir" yang tidak dimiliki oleh pemain-pemain MU lainnya, yakni sifat ngotot. Terutama ketika lawan berhasil merebut bola dari kakinya.
Fernandes pastinya akan berusaha merebut bola kembali, atau setidaknya menempel ketat pemain lawan tersebut agar bola di kakinya itu tidak akan membahayakan gawang MU.
Terkadang penulis takut kalau sifat agresif Fernandes ini akan diganjar wasit dengan kartu kuning. Namun Fernandes ternyata sering beruntung karena wasit mengabaikan agresivitasnya itu.
Coba lihat pemain-pemain MU lainnya, terutama Pogba dan Martial ketika mereka ini dalam posisi menyerang, tapi lawan kemudian berhasil merebut bola dari kaki mereka. Biasanya mereka langsung mematung di tengah lapangan, menutup wajah dengan telapak tangan sambil berseru, "Ya ampyunnn."
Ketika mereka kemudian berbalik, ternyata de Gea baru saja melakukan penyelamatan gemilang lewat sapuan dengkulnya. Kali ini striker lawan yang menutup wajah dengan telapak tangan sambil berseru, "Ya ampyunnn." de Gea sudah mati langkah bergerak ke kiri, bola dicocor ke kanan. Eh bola mengenai dengkul de Gea!
Nah, sihir Fernandes itu terletak pada kecepatan beliau ini bertranformasi dari mode menyerang ke bertahan dan sebaliknya. Kejelian dan kecerdikan membuat ia selalu hadir pada momen-momen krusial bagi MU. Ini yang tidak dimiliki pemain-pemain MU.
Kalau Pogba-Matic dan Mc Tominay-Fred juga punya visi yang sama seperti Fernandes, maka lini tengah akan sepenuhnya menjadi milik MU. Apalagi lini depan MU yang dihuni Martial/Cavani, Rashford dan Mason Greenwood/Daniel James pun termasuk tajam.
Lini belakang MU juga termasuk solid bin komplit, bahkan kelebihan stok pemain. Masalahnya cuma satu, bek tengah sering tidak mendapat perlindungan memadai dari gelandang bertahan.