Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta, Jangan Pernah Kau Pergi

13 Januari 2021   21:10 Diperbarui: 14 Januari 2021   15:16 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cinta, sumber : kompas.com

Wajah itu akan selalu menyejukkan selama aku selalu berusaha menjaga hatinya tetap sejuk.

Aku kemudian membelai rambutnya dan berbisik dengan lembut di telinganya, "Sayang, terimakasih telah mencintaiku selama ini. Aku menyayangimu lebih dari apapun. Maafkan aku kalau tidak selalu memperlihatkannya kepadamu selama ini." Aku kemudian mengecup pipinya dan membaringkan badanku di sampingnya.

Kemudian timbul rasa iseng. Aku kemudian meletakkan lenganku, sedikit di bawah lehernya.

Berat lengan itu kemudian membuatnya pelan-pelan terbangun. Dengan rasa heran, Sri kemudian meletakkan lenganku tadi sambil menatap tajam ke arahku.

Mata kiriku kukatup rapat, sedangkan mata kanan kusengaja berkedip cepat. Aku lalu pura-pura tidur pulas sambil mengeluarkan suara seperti orang ngorok.

Kudengar suara tawanya meledak, dan ia pun berseru dengan genit, "I know you bitch.."

Sri kemudian menimpaku. Aku lalu berpura-pura berteriak minta tolong, tetapi ia kemudian menutup mulutku dengan mulutnya. Tak lama kemudian kami berdua tertawa bersama.

Sri kemudian mendekatkan wajahnya tepat ke atas wajahku. Aku kemudian menutup kedua mataku agar ia tidak bisa membaca pikiranku.

Kini kedua kelopak matanya persis menutup kedua kelopak mataku. Tak lama kemudian kelopak matanya itu dikedip-kedipkannya dengan cepat tepat di atas kelopak mataku.

Duh Gusti, perbuatan celaka itu sangat menggelikanku. Aku tidak tahan lagi. Sambil meronta, aku pun berteriak "lontong...eh, toloooong..."

Sambil tertawa kegirangan, Sri kemudian menutup mulutku dengan tangannya. Kini ia merapatkan kakinya mengunci kedua kakiku, lalu mencengkeram kedua tanganku supaya tidak bergerak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun