Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta, Jangan Pernah Kau Pergi

13 Januari 2021   21:10 Diperbarui: 14 Januari 2021   15:16 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cinta, sumber : kompas.com

Jawaban Rika kemudian membuatku melayang. Ternyata Rika suka kepada cowo setengah baya dengan pembawaan tenang. Agak gemukan dikit dengan rambut sedikit memutih. Onde mande. Untung aku pegangan ke kursi, kalau tidak aku akan melayang ke angkasa sana untuk kemudian tersedak di balik gulungan awan putih.

Kami kemudian janjian karaokean berdua. Ya berdua saja sebab berenam terlalu mainstream.

Lalu terjadilah peristiwa itu. Ternyata Ratno, suami Rika dengan beberapa tukang pukul yang disewanya sudah menunggu kami di karaoke tersebut. Untunglah Donny kemudian berhasil menghubungiku dan Raymond berhasil mengamankan Rika.

Rupanya tiga bulan terakhir ini Ratno berusaha mencoba rujuk dengan Rika, tapi sepertinya Rika tidak mau. Ratno pun tampaknya seperti depresi dan mulai kalap.

Duh Gusti, aku tidak bisa membayangkan ketika aku dan Rika sedang asyik-masyuk berkaraoke ria, tiba-tiba Ratno dan pentolannya menggerebek kami. Lalu polisi, satpol PP hingga pak RT datang. Wartawan bodrek juga. Lalu esoknya muncul berita, "seorang pria STW (Setengah Waras) gagal berselingkuh untuk pertama kalinya karena digerebek suami dari calon selingkuhannya itu."

Duh, malunya tuh di sini...

Ketika aku hampir tiba di rumah, sebuah notifikasi muncul di hape. Ternyata sebuah video dari Donny. Aku kemudian memutarnya. Rupanya Donny dan Raymond sedang karaokean bersama Rika dan Nancy. Kampret, kadrun, bangsat! Rupanya aku kena prank kedua bandit celaka itu. Rika itu sebenarnya pacar Raymond, dan sebenarnya tak pernah suka kepadaku.

Mereka ini memang edan dan hendak menguji kesetianku. "Jancuk tenan rek!" Kurasa aku gagal. Tapi setidaknya aku tahu, kalau takut terbakar jangan pernah main api.

***

Pukul 10.30 malam, aku tiba di rumah. Setelah mandi dan berganti pakaian, aku lalu membaringkan tubuhku yang segar kembali di samping Sri yang tertidur pulas. Rupanya Sri kecapean setelah  seharian menemani kedua putraku berenang.

Aku lalu menatap wajahnya yang terlihat damai dan menyejukkan itu. Wajah yang selalu kurindukan dalam setiap denyut jantungku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun