Ikan di laut, asam di gunung, bertemu dalam belanga. Setelah sebelumnya terpisah oleh jarak dan waktu, pasangan sehati Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akhirnya bersatu kembali dalam "belanga" kabinet Jokowi edisi New-Normal.
Entah apalah yang ada dalam pikiran pencoblos 02 ketika melihat Prabowo dan Sandi ini masuk kedalam kabinet Jokowi. Ingatan kemudian diulang kembali. Dulu itu kan Pilpres, bukan Pilgub, apalagi Pilmen (Pemilihan Menteri) Kok inputnya Pilpres, outputnya Pilmen!
Bukan apa-apa, tidak semua pemilih 02 di TPS itu adalah pemuja pasangan 02 ini. Bahkan sebagian dari mereka ini merasa terpaksa mencoblos 02 walau sebenarnya mereka tidak suka.
Apa pasal? Ternyata mereka ini adalah termasuk kaum "Salawi," alias semua salah Jokowi! Karena terlalu benci kepada Jokowi, maka mereka kemudian memilih pasangan 02. Nah, ketika Prabowo-Sandi kemudian dengan sukacita bersedia menjadi pembantu Jokowi, maka sakitnya tuh disini...
Sebaliknya juga, entah apalah yang ada dalam pikiran kaum cebongers bin Jokowers merangkap Ahokers ketika melihat pasangan Prabowo-Sandi ini masuk kedalam kabinet Jokowi.
Bukan apa-apa, mereka ini sejak dulunya sudah banyak menghabiskan uang untuk membeli kuota agar bisa membully Prabowo dan kemudian Sandi di medsos. Itu sudah dimulai sejak era Pilpres 2014, Pilgub DKI 2017, dan berlanjut hingga ke Pilpres 2019. Eh, ujung-ujungnya Prabowo-Sandi bergabung pula dalam kabinet Jokowi edisi New-Normal. Sebelnya tuh disini...
Di benak netizen +62 kemudian timbul aneka pertanyaan, mengapa Jokowi mau menerima Prabowo-Sandi masuk ke dalam kabinetnya?
Yang pasti jawabannya hanya ada tiga. Yang pertama tentunya Hanya Tuhan saja yang maha mengetahuinya. Kedua, tentunya hanya Jokowi sendiri manusia yang mengetahuinya secara pasti.
Ketiga, dan ini yang paling seru, kita hanya bisa menebak atau mencoba membuat hipotesis terkait alasan pemilihan ini.
Kalau tebakan/hipotesis penulis ini benar, maka Jokowi pasti akan tersenyum-senyum membacanya. Namun, kalau tebakan/hipotesis penulis ini kerilu, maka Jokowi pun akan tetap tersenyum-senyum juga membacanya! Nah disinilah letak keseruan itu, hehehe...
***