Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Catatan dari MotoGP Teruel, Frankie Raih Gelar Kedua, Honda Hancur Lebur

28 Oktober 2020   13:28 Diperbarui: 30 Oktober 2020   01:05 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duo pebalap Suzuki, Joan Mir dan Alex Rins, sumber : https://riaupos.co/thumb/joan%20mir%20alex%20rinz.jpg

Tentunya Mir ingin meraih gelar juara seri juga, namun ia tak mau memaksakannya. Apalagi persaingan untuk menjadi juara dunia juga masih terbuka lebar. Tentunya Mir tidak ingin bernasib seperti Marc Marquez ataupun seperti Cal Crutchlow yang membalap seperti apa adanya karena cedera panjang. 

Menggunakan kompon Soft-Soft, Rins berhasil menjadi kampiun pada Aragon jilid I, walaupun ketika itu ia nyaris dilewati AM73. Kini ia mencobanya lagi. Pilihan ini sebenarnya cukup berisiko bagi Rins karena ia berada di tengah-tengah pebalap cepat Honda, Yamaha, KTM plus Zarco. Apalagi mereka ini memakai kompon yang lebih tebal dari Rins.

Agar punya peluang, Rins harus bisa melesat jauh ke depan dan setidaknya unggul 4-5 detik dari para pesaing ketika pertengahan lap. Sebab setelah itu kompon bannya akan mulai aus. Keunggulan waktu itu menjadi syarat mutlak agar ia bisa bertahan, seperti yang dilakukannya pada pekan lalu.

Kali ini Rins mujur. TN30 dan AM73 crash. MV12 (Maverick Vinales) ban-nya juga tidak punya grip untuk melawan Rins. Sementara pebalap lainnya tertahan dalam rombongan besar.

Pesaing Rins kini praktis tinggal Frankie, namun Rins tak kunjung berhasil melewatinya. Selepas 15 lap, penulis hakul yakin kalau Rins tidak akan bisa melewati Frankie lagi, kecuali Frankie berbuat kesalahan.

Bukan apa-apa, ini terkait ban. Frankie memakai kompon Medium-Medium yang lebih tebal, dan kini nyaman bertahan dari serangan Rins. Podium dua kemudian menjadi pilihan terbaik bagi Rins.

***

Last but not least, the champion and the hero for Yamaha, Franco Moerbidelli memang pantas untuk menjadi juara MotoGP Teruel. Kunci utama kesuksesan Frankie adalah ketika ia mampu bertahan dari tekanan Rins sepanjang dua pertiga balapan. Frankie bermain cantik untuk mempertahankan racingline tanpa cela. Walaupun top speed Suzuki sedikit lebih cepat dari Yamaha, namun Frankie berhasil mengatasi kebuasan Rins, terutama pada straight sepanjang 968 meter menuju tikungan cepat T16-T17. Frankie membuat Rins tak berkutik karena Rins hanya bisa sekedar memepetnya saja.

Orang lalu bertanya, "Ada apa dengan Frankie, eh ada apa dengan Quartararo?" Menggunakan motor dan kompon ban yang sama, Quartararo hanya berhasil finish di posisi 8. Sebelumnya ia malah finish di posisi 18! Mengapa Quartararo tidak kompetitif di Aragon?

Itu karena ia tidak mood dengan Aragon, dan tidak yakin akan berhasil di sirkuit ini. Sialnya statement Quartararo itu dikatakannya bahkan sebelum ia menjajal sesi Latihan bebas Aragon jilid I lalu. Hahaha.

Frankie adalah "pebalap Yamaha lainnya" yang bisa fokus dan menikmati balapan walaupun dalam tekanan besar sepanjang balapan. Apakah motor Frankie berbeda dengan motor pebalap Yamaha lainnya? Entahlah, mungkin hanya Tuhan saja yang tahu. Tapi yang jelas Frankie seorang pejuang, tough seperti shock breaker teranyar Ohlins BDB50!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun