Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Kuntilanak Kemasukan Arwah

15 Oktober 2020   13:34 Diperbarui: 15 Oktober 2020   13:32 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar kuntilanak, sumber : pikiran-rakyat.com

Ini bukanlah fiksi horor biasa dimana manusia kerasukan setan atau dedemit. Namun ini adalah fiksi horor luar biasa dimana "seorang" kuntilanak kemudian kerasukan arwah...

Pagi itu hujan rintik membasahi bumi Jakarta yang gersang. PSBB yang berlangsung ketat selama ini rupanya turut menambah kesuraman Jakarta yang tampak bagaikan kakek tua renta itu. 

Namun ada yang berubah pada hari ini. Sebelumnya gubernur Jakarta telah menarik rem parkir dengan kuat, membuat warganya blingsatan. 

Jika tadinya bisa makan baso langsung di tempat abang baso, maka kini basonya harus dibawa pulang. Boleh dimakan di rumah, di taman maupun di pemakaman umum. Yang penting tidak boleh makan di restoran/warung penyedia makanan tersebut.

Hari ini warga Jakarta sangat bernafsu untuk menyambut hari baru, hari dimana mobil B1 DKI kemudian "kehilangan rem parkirnya." Rupanya kabel rem parkir itu putus digigit tikus got.

Wargapun bersukacita. Tanpa rem parkir, orang kini boleh melupakan social distancing, masker, bahkan berdemo dengan melupakan protokol Kesehatan.

Momen ini juga disambut sukacita oleh dunia usaha yang selama ini tiarap. Mal-mal dan pertokoan mulai berbenah menyambut kehadiran konsumen.

Di sebuah mal yang sudah setengah tahun ini mati suri karena pandemi, beberapa pekerja terlihat sibuk berbenah dengan penuh semangat.

Beberapa mahluk halus dimal ini terlihat blingsatan melihat banyaknya pekerja berseliweran diantara mereka. "Seorang" pocong kemudian menjerit ketika seorang pekerja membor tangannya. 

Untunglah tangannya itu tidak luka. Sekali lagi ia menjerit ketika seorang pekerja lainnya menabrak pinggangnya yang ramping dengan sebuah kaso. Takut terkena stroke, pocong itu kemudian mengajak kekasihnya untuk menjauh dari mal tersebut. 

Di sebuah foto studio yang terletak di lantai dua mal tadi, terlihat keributan yang tidak dapat dilihat secara kasat mata. "Seorang" genderuwo yang terlihat memakai tuxedo tampak gelisah. 

"Cepat sayang!" bisiknya kepada "seorang" kuntilanak yang terlihat mematut dirinya di meja rias kecil. "Hayo cepat, kita harus segera keluar dari mal ini sebelum semuanya menjadi terlambat!" kini ia berteriak kencang.

Suara mesin polish lantai yang berisik kemudian membuat kedua pasangan itu menghambur keluar dari ruangan foto studio itu. Sial, ternyata lantai satu dipenuhi pekerja yang tidak memakai masker. Akhirnya kedua mahluk halus itu melompat lewat jendela menuju halaman belakang mal.

"Aih..." kunti yang sering dipanggil dengan nama princess itu berteriak ngeri-ngeri sedap sambil menutup matanya. Rupanya ia masih trauma setelah melompat bunuh diri dari atas jembatan Kali Angke seratus tahun lalu.

"Are you ok darling?" tanya genderuwo yang punya panggilan prince itu dengan rasa khawatir, ketika melihat pacarnya itu terdiam mematung. Rupanya tanpa sengaja, princess menginjak perut seorang manusia yang tertidur di lantai ketika mendarat tadi. Tampaknya manusia itu dalam keadaan mabuk berat. "Aduh mak!" katanya sambil mengelus-elus perutnya yang buncit itu.

Princess itu hanya terdiam saja. Tetiba matanya berputar-putar dan kemudian menggumam dengan suara tak jelas. "Aduh mak" kata princess sambil mengelus-elus perutnya. Suaranya sebelas dua belas dengan suara lelaki mabuk tadi.

Betapa terkejutnya Prince melihat hal itu. Untunglah sebelum mati bunuh diri dulu, ia sempat menonton film Ghost yang dibintangi oleh Patrick Swayze dan Demi Moore. Ketika itu hantu Sam Wheat (Patrick Swayze) masuk ke dalam tubuh seorang paranormal bernama Oda Mae Brown (Whoopi Goldberg).

Ghost memang horor terbesar pada abad kedua puluh. Namun ini lebih horor lagi! Kali ini orang yang justru masuk ke tubuh seorang kuntilanak! Prince yang mencoba mengusir mahluk halus itu eh orang beneren itu justru dimaki dan digebuki! Prince hampir saja memukul, tapi diurungkannya. Prince tak ingin pipi princess terluka. Apalagi pipi itu baru saja di skincare kemarin malam.

Setengah jam berlalu, mahluk halus itu eh orang beneren itu belum juga mau beranjak dari tubuh Princess. Padahal ia sudah dibelikan nasi Padang, rokok dan kopi. Eh kini ia malah molor. Sesekali ia mengigau sambil berkata, "eh tahe.."

Tetiba Princes teringat. Tak jauh dari mal, persis di dekat kali, ada orang pinter, eh mahluk halus pinter tinggal di sana. Kalau tak salah ia merangkap ketua RT juga. Dengan bersusah payah Prince kemudian membawa Princess ke sana.

Singkat cerita Prince kemudian menceritakan persoalannya kepada ketua RT bergelar Datuk sesat dari Selatan itu.

Setelah membakar kemenyan dan sesajen, datuk kemudian menatap Princess sambil manggut-manggut. "Ini memang rumit katanya sambil memilin-milin alis matanya yang panjang terurai."

Prince nyaris tertawa. Biasanya sambil berpikir, kebanyakan orang memilin-milin jenggotnya yang panjang. Prince seketika terkesiap, mereka memang bukan orang!

"Permisi gan, agan ini siapa gerangan?" kata datuk sambil memegang tangan Princes.

"Apa tanya-tanya! Namaku Arwana Harahap. Di Kampung Rambutan orang-orang memanggilku dengan nama Arwah. Tapi makku memangilku si Ucok" katanya ketus.

"Oh, dari Batak rupanya agan ini. Jadi begini bang, ane minta tolong secara baik-baik sama abang, supaya bersedia cabut dari tubuh kunti ini ya bang.

"Eh, koq jadi suka-sukamu pula mengaturku. Yah suka-sukakulah!" kata orang itu sambil mencubit pipi kiri-kanan datuk, lalu tertidur lagi.

"Duh gusti!" teriak datuk dalam hatinya. Sependek pengetahuannya selama menjadi pejabat, ketua RT lebih dari dua ratus tahun, bupati Majapahit tiga ratus tahun, sebelum dipecat Gajah Mada karena korupsi, belum pernah ada seorang, sebuah bahkan sepotong mahlukpun yang pernah mencubit pipi tembemnya itu. "Kurang ajiaaarrr..." katanya gemes sambil menahan emosi.

Sambil memilin-milin alis matanya yang panjang, Datuk berpikir keras, apa yang harus dilakukannya terhadap orang sesat ini. Mengadu ilmu, risikonya terlalu tinggi. Apalagi sejak seratus tahun lalu ia terkena pneumonia. Si Arwah ini pun mungkin tidak pernah rapid test atau swab. hal itu membuat Datuk semakin khawatir.

Tiba-tiba, srinngg... datuk berubah wujud. Mirip seperti wajah Si Poltak, Raja minyak jelanta dari Medan itu. "Hei Ucok, ngapain pula kau di sini. Pulang kau, pulang sana cepat!" teriak Datuk kepada Princes.

Princes terbangun gelagapan, "Eh horas tulang" katanya sambil menyalim tangan Datuk.

"Eh, apa pula kau ini salim salim, aku bilang kau pulang cepat.." kata Datuk terlihat marah.

"Koq tau pula tulang aku disini" kata Princes cengengesan.

"Taulah. capek aku nyariin kau. Udah nangis-nagis mamakmu di kampung nyari kau. Mamakmu itu kan adekku, yah kubantulah nyari kau. Lagi pula kau ini bikin malu saja. Apa gak ada lagi perempuan normal yang bisa kau cari sampe kuntilanak aja mesti kau perli!"*

"Eh, enggaknya tulang, cuma main-mainku ajanya ini tulang. Iya akupun mau pulang ini tulang. Eh, btw tulang, kalau gak salah, tulang kan sudah mati lima tahun lalu ditabrak orang mabuk naik kereta?"**

"Apa kau bilang? Kau bilang aku sudah mati? Berani kau ya sama tulangmu!" kata Datuk sambil menampar pipi Princes berkali-kali.

"Jangan Datuk!" teriak Prince ngeri. Ia teringat akan perkataan genderuwo banci di salon kemarin. "Pipi wanita itu bukan untuk ditabok, tapi untuk dielus dan disayang-sayang kata genderuwo kemayu itu sambil mengelus pipi Prince.

Seketika tubuh Princes terkulai. Sebuah sosok yang mirip dengan Gayus Tambunan kemudian berdiri dan berlari menjauhi tubuh Princes. Datuk kini bernafas lega. 

Orang gila itu sudah pergi menjauh. Tadi reputasinya betul-betul dipertaruhkan. Untunglah pada zaman Daendels menjabat sebagai Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda dulu, ia pernah punya selingkuhan di Batak sana. Jadi ia tahu betul karakter orang Batak yang takut sama tulangnya itu. Rupanya resep itu masih manjur juga buat si Ucok tadi, hahaha...

Catatan :

*Perli :  naksir/taksir (bahasa Medan)

**Kereta : Sepeda motor (bahasa Medan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun