Ini bukanlah fiksi horor biasa dimana manusia kerasukan setan atau dedemit. Namun ini adalah fiksi horor luar biasa dimana "seorang" kuntilanak kemudian kerasukan arwah...
Pagi itu hujan rintik membasahi bumi Jakarta yang gersang. PSBB yang berlangsung ketat selama ini rupanya turut menambah kesuraman Jakarta yang tampak bagaikan kakek tua renta itu.Â
Namun ada yang berubah pada hari ini. Sebelumnya gubernur Jakarta telah menarik rem parkir dengan kuat, membuat warganya blingsatan.Â
Jika tadinya bisa makan baso langsung di tempat abang baso, maka kini basonya harus dibawa pulang. Boleh dimakan di rumah, di taman maupun di pemakaman umum. Yang penting tidak boleh makan di restoran/warung penyedia makanan tersebut.
Hari ini warga Jakarta sangat bernafsu untuk menyambut hari baru, hari dimana mobil B1 DKI kemudian "kehilangan rem parkirnya." Rupanya kabel rem parkir itu putus digigit tikus got.
Wargapun bersukacita. Tanpa rem parkir, orang kini boleh melupakan social distancing, masker, bahkan berdemo dengan melupakan protokol Kesehatan.
Momen ini juga disambut sukacita oleh dunia usaha yang selama ini tiarap. Mal-mal dan pertokoan mulai berbenah menyambut kehadiran konsumen.
Di sebuah mal yang sudah setengah tahun ini mati suri karena pandemi, beberapa pekerja terlihat sibuk berbenah dengan penuh semangat.
Beberapa mahluk halus dimal ini terlihat blingsatan melihat banyaknya pekerja berseliweran diantara mereka. "Seorang" pocong kemudian menjerit ketika seorang pekerja membor tangannya.Â
Untunglah tangannya itu tidak luka. Sekali lagi ia menjerit ketika seorang pekerja lainnya menabrak pinggangnya yang ramping dengan sebuah kaso. Takut terkena stroke, pocong itu kemudian mengajak kekasihnya untuk menjauh dari mal tersebut.Â
Di sebuah foto studio yang terletak di lantai dua mal tadi, terlihat keributan yang tidak dapat dilihat secara kasat mata. "Seorang" genderuwo yang terlihat memakai tuxedo tampak gelisah.Â