Artinya kalau Harley Davidson itu kemudian terlihat ngebut di jalan Kebon Sirih, barulah Harley Davidson tersebut disebut motor seludupan, dan negara dirugikan. Lha, kalau motornya masih nangkring di kantor Bea dan Cukai Cengkareng, lantas dimana letak kerugian negara?Â
Kalau negara kemudian memutuskan motor tersebut dilelang karena tidak dilengkapi dengan dokumen yang sah, maka negara justru beruntung dapat duit tanpa harus keluar modal!
Nah, akhir-akhir ini Erick seperti berjalan di tempat saja. Pekerjaannya memang berat, belum lagi mendapat tugas tambahan dari bos. Kondisi perekonomian dunia yang lesu juga semakin menambah beban pikiran. Apalagi bisnis keluarga juga ikut terpuruk. Pandemi juga membuat orang susah untuk berpikir normal. Lalu datanglah seorang Ahok untuk melempar batu ke tengah kolam, membuat orang-orang yang termenung di sekeliling kolam tadi menjerit karena basah kecipratan air kolam. Â
Ahok adalah seorang trigger yang dimanfaatkan majikan untuk membangunkan orang tidur dengan cara mengguncang, mencolek atau bahkan mencubitnya. Ahok terkadang seperti jam weker di pagi hari. Dibenci tapi berguna untuk membangunkan orang dari tidur lelap, agar tidak terlambat ke kantor.
Negeri ini adalah negeri dimana warganya hidup dalam kemunafikan. Penulis juga adalah seorang munafik yang bisa menulis satu buku tentang prestasi Ahok, tetapi tetap tidak menyukainya karena orangnya nyablak. Nasibmulah Hok!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H