Namun, bukankah pembenci "simulut jamban" ini juga berlatar belakang rasisme dan subjektif belaka?
***
Minggu ini terasa gerah karena ada yang bakar "kilang Pertamini." Ada apa gerangan?
Rupanya penyakit lama Ahok kambuh lagi. Ahok gemes, lalu membuka borok Pertamina dan menganjurkan agar Kementerian BUMN (majikan Pertamina) dibubarkan saja. Apalagi ketika kemarin terjadi perubahan susunan Direksi, sang Komut itu rupanya tidak diberitahu.
Nah sebenarnya cerita ini bermula ketika tahun lalu Ahok diusulkan menjadi Komut Pertamina. Aneh? Tentu saja tidak. Ahok punya reputasi bagus dalam bekerja. Pernah jadi pengusaha, anggota parlemen dan eksekutif pemerintahan juga, jadi CV-nya sangat komplet!
Ada yang suka, ada juga yang tak suka. Yang suka merasa Pertamina itu sejak dulu  tak ubahnya sarang penyamun. Jadi Ahok diharapkan bisa bersih-bersih di sana. Yang tak suka terdiri dari dua kelompok yang sebetulnya tidak ada hubungannya sama sekali, tapi kemudian bersatu menentang Ahok.
Kelompok pertama tentu saja orang dalam (pertamina) sendiri yang terancam kepentingannya. Kelompok kedua adalah pembenci Ahok yang tak sudi kalau Ahok bisa "bergigi" lagi.Â
Jadi ini bukan soal Pertamina. Kelompok kedua ini pun akan tetap keberatan kalau Ahok ditempatkan sebagai Komut PT (Persero) PKSN (Perusahaan Kerupuk Singkong Negara)
Apa yang dikhawatirkan oleh kelompok kedua tadi kemudian menjadi kenyataan! Tak lama setelah dilantik, Ahok kemudian ngebacot dengan berkata, "merem pun Pertamina akan tetap untung"
Entah kena azab Indosiar atau apa, pandemi Covid-19 kemudian datang menjajah dunia. Semua korporasi, maskapai dan perusahaan besar maupun kecil, terkerut bak kerupuk tersiram air tajin. Seluruh dunia menjalankan lockdown dan PSBB. Pesawat udara grounded di apron. kapal-kapal terikat di dermaga dan mobil-mobil terparkir kaku di garasi. Permintaan BBM langsung merosot drastis!
Tak lama kemudian semua perusahaan minyak melaporkan kerugian yang diderita, termasuk juga Pertamina. Nah ternyata tidak semua orang sedih dengan pandemi ini. Sebagian lagi (kelompok kedua tadi) langsung bersorak kegirangan setelah Pertamina melaporkan kerugiannya, buset!