Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Misteri Menghilangnya Kompasianer Lama

25 Juli 2020   16:47 Diperbarui: 25 Juli 2020   16:54 1507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi logo Kompasiana, sumber : https://assets-a1.kompasiana.com/

Akhirnya para senior itu tak ubahnya seperti perawan di sarang penyamun. Rentan dan tak berdaya.

Pertarungan senior-junior ini ibarat adu lawakan antara grup lawak jadul seperti Srimulat misalnya versus seorang komika muda.

Komika muda penuh pesona, energik, kreatif, kulitnya masih kenceng, dan biayanya murah karena seorang diri saja. Sebaliknya pelawak tua penuh keriput, berwajah letih dengan lakon monoton pula. Honornya mahal karena harus dibagi banyak orang plus biaya tambahan untuk membeli balsem, parem kocok dan wedang jahe. Satu lagi, selain bawel, pelawak tua juga terlalu banyak maunya...

Sebenarnya sejak tiga tahun lalu Kner senior ini sudah mulai menghilang. Puncaknya mungkin setahun lalu. Tapi ada juga yang sesekali muncul untuk kemudian kecewa, tulisannya hanya dibaca segelintir orang saja. Tapi ada juga yang bernafsu untuk menulis produtif. Kemungkinan ingin menjajal rasanya mendapat K-rewards itu. Kalau nemu duit gocap di pinggir jalan saja rasanya nikmat, apalagi kalau mendapat  K-rewards setengah jeti, wkwkwkwk

Lalu, apa yang harus dilakukan Kner senior untuk menghadapi kejamnya "kenyataan hidup ini?"

Penulis tentu saja tidak tahu. Apalagi penulis pun belum termasuk kategori Kner senior pula. Masa bodohlah, biarkan saja mereka itu memikirkan diri mereka sendiri wkwkwkwk...

Yang pasti, cepat atau lambat penulis sendiri pasti akan mengalaminya juga. Tersisih dan terabaiakan dari komunitasnya sendiri. Itu memang satu keniscayaan yang harus diterima dengan lapang dada.

Jadi admin itu memang berat karena sering dianggap pilih kasih. Penulis sendiri juga "merasa" kalau "penulis tertentu itu" terlalu gampang mendapat HL dari admin.

Ada juga "admin tertentu" yang terlalu gampang memberi HL kepada artikel yang terkesan biasa-biasa saja, sementara pada artikel yang sangat bagus justru diberi label pilihan saja.

Apakah penulis protes untuk diri sendiri? Oh tidak! 2-3 tahun pertama menulis dulu mungkin iya. Sekarang tidak terlalu memikirkan hal-hal seperti itu lagi.

Jujur saja, ketika masih menyandang verifikasi hijau, atau bahkan sebelumnya juga, admin kadang berbaik hati dengan memberi HL kepada artikel penulis. Padahal penulis sendiri merasa artikel tersebut belum pantas untuk mendapat HL.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun