Ibarat pesepakbola junior yang pastinya punya idola seperti Messi, Ronaldo atau Beckham misalnya.
Gaya bermain para junior ini akan cenderung mengikuti idola mereka itu, sampai pada suatu titik persimpangan, dimana ia akan bertanya kepada dirinya sendiri, "Siapakah aku?"
"Ah, aku ternyata tidak cocok dengan idola. Aku sepertinya lebih nyaman dengan gayaku sendiri saja."
Nah, setelah kamu punya "gaya," maka mulailah menulis, menulis dan menulis.
Pelajaran kedua dalam menulis bagi penulis pemula adalah dengan cara meniru tulisan penulis bodoh!Â
Di Kompasiana ini pun banyak tulisan ngaco bin bodoh. Soalnya kadang-kadang ada juga penulis yang terbalik meletakkan "tanda seru" dengan "tanda tanya," atau "titik" dengan "koma"
Cobalah tulis ulang artikel sibodoh tadi dengan gayamu sendiri.
Tulislah dengan gayamu tadi. Buat sebaik dan seartistik mungkin, lengkapi pula dengan kutipan apik dan referensi yang lengkap. Foto atau video clip pun tidak tabu disertakan untuk "penambah rasa."
Nah setelah selesai, lalu bandingkan keduanya.
Kalau hasil tulisanmu "kelihatan" lebih bagus itu artinya kamu sudah lulus tahap pertama, dan layak menyandang predikat sebagai seorang penulis pemula merangkap editor pemula.
Kalau hasilnya sama saja, berarti kamu masih butuh latihan lagi.