Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool Raih Gelar Ke-19 Lewat Dua Gol Pulisic Dan Willian

26 Juni 2020   16:34 Diperbarui: 27 Juni 2020   12:59 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Christian Pulisic, sumber : https://www.kindofasurprise.com/wp-content/uploads/sites/1587/2019/09/skysports-christian-pulisic_4777449.jpg

Benjamin Mendy, Laporte, Fernandinho dan Kyle Walker kemudian mengisi pos pemain belakang City. Susunan pemain ini sebenarnya sudah cukup untuk menjinakkan Chelsea.

Frank Lampard adalah salah satu gelandang terbaik dunia ketika ia bermain di Chelsea. Selain skill yang mumpuni, kecerdasan dan visi dalam melihat permainan menjadi senjata andalannya.

Kini ia mencoba menerapkannya lewat para pemainnya. Tentu saja tidak mudah karena ia tidak bermain di lapangan. Akan tetapi bisa juga menjadi mudah kalau ia memilih pemain yang tepat dengan strategi yang tepat pula. Dan satu lagi adalah peruntungan.

Untungnya, Lampard mendapatkan ketiganya pula.

Tak ada nama-nama beken seperti Kourt Zouma, Reece James, Fikayo Tomori ataupun Emerson dalam line-up Chelsea. Artinya apa sodara-sodara sebangsa setanah air?

Lampard tidak mau ada kesalahan di belakang. Koentji oetama untuk terhindar dari kekalahan adalah disiplin sejak dari belakang. Dan hal itu hanya bisa dipercayakan kepada pemain-pemain senior seperti Azpilicueta, Rudiger, Marcus Alonso dan Christensen.

Tak ada juga nama “pemain tak tergantikan” Jorginho dan Kovacic pada era “Sarri ball” Maurizio Sarri dulu. Lampard kemudian mengembalikan Kante pada “habitatnya” semula, tempat dimana ia dulu dikenal sebagai pesohor terbaik lapangan tengah.

Mason Mount dan Barkley kemudian menemani Kante di tengah. Barkley adalah James Milner-nya Liverpool. Keras, lugas, taktis tanpa kompromi, siap bertugas di posisi manapun dan bersedia melakukan apapun yang dipandang perlu demi mempertahankan lapangan tengah.

Pemilihan Willian sebagai pemain paling senior dan The rising star, Pulisic di depan, tentu tidak perlu dipertanyakan lagi. Akan tetapi separuh mahluk di dunia akan bertanya, mengapa Lampard menaruh Giroud, bukan Tammy Abraham atau bahkan Michy Batshuayi sebagai penyerang tengah?

Nah, rupanya Lampard memakai strategi yang sama dengn Pep, false-nine. Tetapi beda fungsi!

False-nine Pep adalah untuk memaksimalkan daya gedor, sementara false-nine Lampard justru untuk meredam agresivitas City!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun