Nah, disinilah terletak koentji djawabannya. Ernest mungkin tidak perduli lagi kepada Pakde, seperti juga Pakde yang "tidak perduli lagi."kepada Ernest. Artinya tidak ada lagi "hubungan pribadi" dengan Pakde. Itulah sebabnya Ernest tidak mengirim ucapan selamat ulangtahunnya itu secara pribadi.
Akan tetapi, Ernest ingin orang kebanyakan (termasuk followersnya) paham akan "perubahan akidahnya" tersebut, yakni Ernest sekarang kecewa dengan Pakde.
Kalau kecewa, kenapa tidak dikatakan langsung kepada Pakde? Siapa tahu lagi mujur dan bisa mendapat penjelasan langsung dari Pakde dan Bude...
***
Perubahan pandangan politik (termasuk juga hubungan bisnis) adalah hal yang lumrah terjadi. Hal yang sama juga terjadi pada penulis.
Pada periode pertama kepemimpinan Pakde, penulis memberi nilai 8,5 untuk performa keseluruhan rapor beliau. Namun pada periode kedua ini, penulis hanya memberi nilai 6 saja kepada Pakde.
Selain Wapres dan kabinetnya "kurang nendang" kebijakannya pun terkesan "maju-mundur" yang kemudian membuat banyak pengusaha menjadi halu. Â
Tapi harap diingat, pemerintahan di seluruh dunia pun rapornya memang "manurung" ke bawah. Semuanya babak belur dihajar pandemi Covid-19.
Dan ingat juga, tak ada seorang pun boleh memaksa kita untuk suka atau tidak suka kepada Pakde, termasuk juga jika kita bersikap pura-pura tidak suka padahal suka, ataupun sebaliknya!
Dunia memang berubah mengikuti paham hedonisme dan egoisme. Menjadi populer adalah jalan praktis menuju paham tersebut. Kepopuleran selalunya akan diikuti followers. Dan followers selalunya mendatangkan iklan, endorse yang berujung kepada fulus. Dimana fulus pada akhirnya akan mengundang hedonisme dan egoisme secara otomatis.
Om Lukas dan Matius dalam bukunya berkata, "karena dimana popularitasmu berada maka di situ jugalah hatimu berada."Â