Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Luciano, Kisah Lelaki Penggebuk Kepala Suharto di Dresden

19 Juni 2020   16:33 Diperbarui: 19 Juni 2020   16:38 2194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi demo Suharto di Dresden 1995, sumber: https://cdn2.tstatic.net/jabar/foto/bank/images/soeharto_20180523_102652.jpg

Anak pertama Luciano lahir 1994, bersamaan dengan Konferensi Asia Pasifik di Jakarta, bersamaan pula dengan aksi Luciano menduduki Kedubes AS di Jakarta tadi.

Setelah itu Luciano beserta keluarganya hijrah ke Portugal. Anak keduanya pun lahir di Portugal. Anak ketiganya lahir di Timor Leste, setelah mereka kembali kesana.

Putra pertama Luciano (kini berusia 26 tahun) mengambil studi medis di London University. Sekarang ia memiliki perusahaan entertainment yang berbasis di London.

Anak kedua Luciano, seorang perempuan, bernama Gabriella adalah seorang artis tanah air yang wajahnya sering menghiasi layar TV nasional lewat berbagai sinetron dan film.

Gabriella sekarang mendalami modelling dan tinggal di Jakarta.

Anak ketiga Luciano, juga seorang perempuan, masih bersekolah di sebuah SMA dekat Kelapa Gading.

Setelah berpisah dengan istri pertamanya, Luciano kemudian menikah lagi dengan seorang pejabat negara Timor Leste, yang menjabat sebagai Inspektur Kejaksaan Agung.

Luciano sendiri tidak pernah menyangka kalau tindakan edannya di Dresden itu akan menjadi "bola salju" yang menggelinding semakin besar, membuat perubahan radikal bagi rakyat Indonesia dan Timor Leste.

Luciano mengaku tidak pernah bangga akan keberhasilannya menggebuk kepala Suharto.

"Itu hanya kemenangan kecil yang tak berarti. Puluhan ribu saudara sebangsa saya dibantai militer Indonesia. Tapi itulah harga yang harus dibayar. Di dunia ini tidak ada kemerdekaan gratis. Kita selalunya harus berjuang!"

Referensi,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun