Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Surat Seorang Ibu kepada Putrinya

1 Januari 2020   20:37 Diperbarui: 1 Januari 2020   20:41 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar seorang ibu dan bayinya, sumber: republika.co.id

Hai, apa kabar puteri cantikku sayang, mama harap kamu dalam keadaan baik-baik saja sayang.

Mira, mama senang banget mendengar kabar baik bakal hadirnya cucu mama dalam keluarga besar kita. Tentu kamu dan Gerald sudah tak sabar lagi untuk menyambut kelahirannya. Mama juga selalu mendoakan yang terbaik bagi kalian berdua, karena mama sayang kepada kalian berdua.

Mira, sudah seharusnyalah seorang ibu memberikan yang terbaik yang dapat dia berikan kepada puteri yang dikasihinya. Untuk itu mama ingin berbagi cerita kepadamu, yang pasti akan sangat berguna bagi kalian berdua kelak.

Kehadiran seorang bayi dalam sebuah keluarga adalah momen penting yang tak terlupakan. Namun sebaliknya kehadirannya juga menuntut perhatian dan komitmen yang tinggi dari ibu, dan juga sang ayah tentunya, yang mungkin saja akan sering merasa terabaikan oleh kehadiran sang bayi.

Mira, mama senang kamu akhirnya resign dari pekerjaanmu demi bayi kalian nantinya.

Mama berharap kamu setidaknya dua atau tiga tahun fokus untuk mengurus sibayi. ASI eksklusif sampai bayi berusia dua tahun terbukti membuat tubuh bayi lebih kebal terhadap beberapa penyakit.

Walaupun begitu, mama berharap nantinya kamu akan bekerja dan punya penghasilan sendiri juga. Selain agar bisa mandiri, penghasilan dari istri terkadang bisa membantu biaya operasional rumah tangga ketika terjadi musibah atau ketika suami tidak punya penghasilan.

"Hope for the best but prepare for the worst" adalah semboyan yang mama pegang dengan teguh. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Wanita yang mandiri dalam berfikir dan secara materi tentu saja akan lebih siap untuk menghadapi setiap prahara yang mungkin akan menerpa rumah tangganya. Materi jelas memberikan sedikit keleluasaan dalam hal berfikir dan bertindak bagi setiap ibu rumah tangga.

Mama dulu punya pengalaman soal ini. Persis pada hari ulangtahun pernikahan mama-papa yang ketiga, dengan berlinang air mata, kami terpaksa harus menjual cincin kawin karena tidak punya uang. Papa baru saja dipecat, sementara kontrakan rumah harus segera dibayar.

Mama juga tidak punya modal ijazah untuk bekerja, tersebab suka berpindah-pindah jurusan ketika kuliah. Akhirnya mama tak selesai kuliah dan keburu menikah...

Pengalaman pahit itu membuat mama belajar. Kebetulan mama suka membuat kue, lalu memulai usaha kecil-kecilan dari rumah. Ketika itu kamu masih bayi. Perlu waktu lima tahun kemudian barulah mama bisa mencicil ruko yang menjadi bakery kita itu.

Setelah merasa jadi cukong beberapa tahun kemudian, papa lalu meminta mama menutup bakery itu. Tapi mama tak pernah mau, sebab bakery itu pernah menjadi dewi penolong krisis keuangan dalam rumah tangga mama.

Beberapa kali juga pihak bank menawarkan kredit untuk pengembangan usaha bakery, tapi mama tak pernah mau. Bakery ini (dan mama juga) bukan untuk mencari kekayaan. Tugas papa-lah yang mencari kekayaan. Itu pun kalau dia mau, sebab mama tak pernah juga memintakan kepadanya. Yang selalu mama minta cuma papa jangan pernah lupa untuk sayang sama mama, hehehehe...

Hasil dari bakery ini pun sudah lebih dari cukup untuk menghidupi kita dengan kehidupan yang standar. Dan mama sangat mensyukurinya. Pengembangan usaha tentu akan membutuhkan perhatian ekstra. Itu yang mama tidak mau. Mama tidak mau perhatian kepada keluarga menjadi berkurang.

Nah ini yang mama harap menjadi perhatian darimu juga nantinya sayang. Jangan sampai anak dan suami merasa diabaikan karena pekerjaan kita. Oleh karena itu pililah pekerjaan yang tidak terlalu menuntut perhatian dan waktu yang banyak.

***

Mira, mama terkadang iri melihat kamu dan Gerald. The best relationship is when you can act like lovers and bestfriends at the same time. Itulah gambaran hubungan kalian berdua.

Kalian berdua itu cocok, nyambung dan saling mencintai. Gerald itu sayang banget sama kamu nduk. Dia itu memang soulmate-mu.

Tapi untuk mengarungi kehidupan rumah tangga yang panjang dan terkadang kejam pada zaman now ini, modal itu terkadang belum cukup.

Cinta, kecocokan dan nyambung itu akan memudar seiring perjalanan waktu, persis seperti keriput dan timbunan lemak yang tidak mungkin bisa kita hindari.

Apa sajakah faktor penyebabnya?

Anak, Pekerjaan, Mertua, Cicilan rumah, Penyakit, dan banyak sekali. Bahkan kamu akan kekurangan kertas untuk menuliskannya. Seiring berjalannya waktu, faktor itu akan terus bertambah. Ketika semuanya tak terkendalikan lagi, maka akan terjadi bencana!

Pada dasarnya tidak akan pernah ada yang cocok! Manusia ada milyaran jumlahnya tetapi secara kasat mata tidak ada yang sama, hanya mirip! Bahkan DNA dan sidik jari manusia pun tidak ada yang sama! Tetapi mengapa banyak pasangan yang "ngaku-cocok?"

Itu sebenarnya pernyataan yang keliru! Mereka itu hanya sudah "mampu menerima kekurangan" dari pasangannya, dan tidak mempermasalahkan hal itu lagi! Itu saja, bukan cocok!

Jadi, kalian masih memerlukan amunisi lagi yang bernama komitmen dan kasih agar mampu bertempur menghadapi peperangan dengan para pelakor, rayuan manis sang mantan, kerlingan maut para brondong muda dan sebagainya. 

Bahkan sebuah tas Hermes dari seorang sugar daddy di atas Mercy S 450-nya pun bisa membuat pertahanan seorang ibu muda jadi bobol...

Apakah komitmen itu?

Mama teringat ketika kamu masih bayi dulu. Papa dan mama sama-sama bekerja keras untuk mencari nafkah. Papa hampir selalu lembur, sementara mama membuat kue di rumah.

Karena beban pekerjaan yang berat, kita itu selalu merasa capai dan cepat sekali tertidur.

Kemudian Kamu terbangun dimalam hari karena haus dan harus minum asi!

Mama mengantuk dan letih sekali. Tetapi hanya Mama sendiri yang mampu menolong kamu, bukan papa!  Papa biasanya terbangun juga dan ingin melakukan sesuatu. Tetapi mama selalu menyuruhnya agar segera tidur lagi. Tidak sampai satu menit, papa sudah ngorok karena ia sangat letih sekali.

Mama pun sering terkantuk-kantuk atau tertidur sambil duduk ketika memberikan asi kepadamu.

Apa yang mama lakukan kepada papa, disebut "cinta" karena mama sadar melakukannya!

Apa yang mama lakukan bagi kamu disebut "Komitmen" karena sadar atau tidak sadar, siap atau tidak siap, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, mampu atau tidak mampu, mama lakukan bagimu!

Komitmen akan mengatasi segala rintangan! Komitmen mampu melakukan hal yang mustahil!

Waktu akan berlalu, musim akan berganti. Kulit akan menjadi keriput, mata semakin rabun, dan cinta akan luntur.  Kecocokan akan menghilang, kekuatan akan menjadi semakin lemah.

Akan tetapi komitmen akan tetap mampu mengatasi semuanya itu. Karena komitmen selalu menimbulkan harapan, harapan semuanya pasti akan baik-baik saja!

Komitmen mungkin buta, tetapi ia mampu melihat di kegelapan! Ia dapat melihat di kegelapan itu hanya kalau matanya memang benar-benar buta sama-sekali!

Apakah kasih itu?

Kasih itu sabar. Kasih itu murah hati. Ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

Kasih itu menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu dan sabar menanggung segala sesuatu.

Tubuh akan melemah. Cinta akan luntur dan komitmen akan layu, akan tetapi kasih tidak akan berkesudahan...

Sekian dulu surat mama sayang. Adalah satu kehormatan bagi mama bisa berbagi cerita ini kepadamu, all the best for you darling..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun