Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Surat Seorang Ibu kepada Putrinya

1 Januari 2020   20:37 Diperbarui: 1 Januari 2020   20:41 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar seorang ibu dan bayinya, sumber: republika.co.id

Pada dasarnya tidak akan pernah ada yang cocok! Manusia ada milyaran jumlahnya tetapi secara kasat mata tidak ada yang sama, hanya mirip! Bahkan DNA dan sidik jari manusia pun tidak ada yang sama! Tetapi mengapa banyak pasangan yang "ngaku-cocok?"

Itu sebenarnya pernyataan yang keliru! Mereka itu hanya sudah "mampu menerima kekurangan" dari pasangannya, dan tidak mempermasalahkan hal itu lagi! Itu saja, bukan cocok!

Jadi, kalian masih memerlukan amunisi lagi yang bernama komitmen dan kasih agar mampu bertempur menghadapi peperangan dengan para pelakor, rayuan manis sang mantan, kerlingan maut para brondong muda dan sebagainya. 

Bahkan sebuah tas Hermes dari seorang sugar daddy di atas Mercy S 450-nya pun bisa membuat pertahanan seorang ibu muda jadi bobol...

Apakah komitmen itu?

Mama teringat ketika kamu masih bayi dulu. Papa dan mama sama-sama bekerja keras untuk mencari nafkah. Papa hampir selalu lembur, sementara mama membuat kue di rumah.

Karena beban pekerjaan yang berat, kita itu selalu merasa capai dan cepat sekali tertidur.

Kemudian Kamu terbangun dimalam hari karena haus dan harus minum asi!

Mama mengantuk dan letih sekali. Tetapi hanya Mama sendiri yang mampu menolong kamu, bukan papa!  Papa biasanya terbangun juga dan ingin melakukan sesuatu. Tetapi mama selalu menyuruhnya agar segera tidur lagi. Tidak sampai satu menit, papa sudah ngorok karena ia sangat letih sekali.

Mama pun sering terkantuk-kantuk atau tertidur sambil duduk ketika memberikan asi kepadamu.

Apa yang mama lakukan kepada papa, disebut "cinta" karena mama sadar melakukannya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun