Dalam bahasa sopannya, maksud AA itu adalah "jangan ada maling teriak maling, kalau tidak ingin kena karma!" Apalagi segala informasi itu dibocorkan oleh orang dalam (yang mungkin adalah maling juga).
Mungkin tak banyak netizen yang mencermatinya, tetapi penulis jelas sangat tertarik dengan ucapan "karma" tersebut karena itu adalah mencerminkan keadaan sebenarnya di Garuda.
Apakah borok Garuda ini terjadi setelah AA menjabat Dirut di sana? Tentu saja tidak, sebab borok itu sebenarnya sudah ada jauh sebelum AA bekerja di Garuda.
"Perempuan itu jahat, terutama kepada perempuan lainnya" bukan istilah baru diketinggian 36.000 kaki. Istilah itu pun sudah ada sebelum "selir AA" itu mengudara di kabin Garuda. Apakah baru sekarang ini saja ada "selir" di maskapai kebanggaan Indonesia ini? Jawaban sebenarnya bisa ditanyakan kepada para selir itu sendiri.
Kekisruhan sekarang ini tak lebih karena faktor iri hati dan cemburu. Selir anu oplasnya di Inggris, sementara mantan selir anu hanya bisa oplas di Kawasan Mangga Besar...
Dari sononya maskapai ini memang sudah ada boroknya. Borok paling gede tentu saja di kantor pusat. Di sana tikus, cicak dan kecoanya pun sudah borokan!
kalau di dalam kabin, borok yang tersohor itu adalah kasus Rius Vernandes pada penerbangan Sydney-Denpasar pada 13 Juli 2019 lalu. Selain itu semuanya berjalan lancar.
Bahkan kalau disuruh memilih, apakah mau naik kelas bisnis Garuda atau Lion air, maka mayoritas penumpang akan memilih naik kelas bisnis Garuda saja!
AA jelas kesal kepada staf/karyawan, karena bukan dia yang membuat "kekacauan" di Garuda. Justru sebagian dari mereka itu yang ingin "menikmati" kekacauan itu dengan mengatasnamakan/berlindung di balik AA!
AA justru baru sadar kalau dia dijorokin (terperangkap) masuk ke dalam kekacauan yang sudah ada sejak dulu di tubuh Garuda itu.
Penulis mencoba membayangkan, misalnya penulis adalah seorang manajer di Garuda. Penulis ini seorang pemalas, suka dugem, suka selingkuh dan punya satu selir di "angkasa."