Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Azab dan Konspirasi di Balik Pencopotan Ari Askhara

13 Desember 2019   01:24 Diperbarui: 13 Desember 2019   02:10 3415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ari Askhara, sumber : https://media-origin.kompas.tv/library/image/thumbnail/1575619424/DIRUT_GARUDA1575619424.png

Dan memang betul. Disaat harga tiket pesawat melambung tinggi, kursi Garuda justru selalu terisi penuh! Garuda pun kemudian memanen rezeki.

Peruntungan Garuda pun tidak berhenti sampai disitu saja. Gegap gempita harga tiket kemudian memaksa Jokowi turun tangan. Harga Avtur Pertamina kemudian dipangkas, sementara utang BBM kepada Pertamina di rescheduling kembali.

PT Angkasapura sebagai pemilik bandara juga turut mengurut dada. Ongkos pelayanan bandara dianggap juga sebagai biang keladi kenaikan harga tiket.

Rezeki tak terduga lainnya kemudian datang lagi. Menko Maritim merangkap "Menko beres-beres" kemudian turun tangan untuk menegosiasikan penjadwalan utang Garuda kepada ICBC (industrial and Commercial Bank of China) terkait pembelian 5 pesawat Boeing 777-300 ER dan 6 pesawat Airbus A320 yang dibeli pada zaman Dirut Emir Satar pada 2013 lalu.

Sultan pun tertawa girang. Kas Garuda surplus melebihi keajaiban mesin uang Sultan boongan, Kanjeng Taat Pribadi, yang bisa mengeluarkan uang lewat bokongnya itu...

Sang Juragan tentu saja senang. Juragan ini memang tak ada bedanya dengan juragan angkot. Baginya yang penting setoran lancar. Soal bagaimana cara sang sopir mengendarai angkotnya, atau apakah sang sopir genit itu suka meraba paha penumpang di sampingnya, tak jadi soal. Yang penting setoran lancar dan tidak nombok!

Akibatnya sang sopir juga semakin belagu dan ugal-ugalan mengendarai angkotnya!

Sultan yang jemawa itu  pun semakin menjadi-jadi, dan berlaku seenaknya. Titahnya adalah sabda yang harus dipatuhi. Apalagi sang selir pun ikut juga mencampuri urusan pekerjaan sang baginda. Akhirnya para "abdi dalem" itu pun hanya bisa mengurut dada karena takut ancaman PHK ataupun di "Makasarkan"

Tapi Gusti ora sare, dan sang sultan pun kemudian terkena azab dari orang-orang yang teraniaya.  Selain itu beberapa "demang" yang tidak suka dengan kepemimpinan sang sultan, juga mengatur siasat untuk menjebaknya.

Apalagi Juragan baru adalah sosok kredibel, kaya raya, memiliki integritas yang tinggi dan tidak suka dengan gaya dinasti ala sang sultan.

April 2019 lalu, Sultan membeli sebuah Harley Davidson klasik jenis Shovelhead buatan tahun 1972. Pembeliannya diatur lewat rekening pribadi finance manager Garuda Indonesia cabang Amsterdam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun