Setelah pelantikan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada hari Minggu kemarin itu, tiada disangka tiada diduga aku kemudian mendapat telepon penting dari Istana.
Intinya, akan ada interview langsung dari pakde untuk mengisi pos Kementerian Milenial Dan Pengentasan Kemiskinan, yang rencananya akan diisi oleh kaum milenial juga.
Awalnya aku ragu, karena nama-nama keren seperti Nadiem Makarim, sang bos Gojek ataupun Achmad Zaky, bosnya Bukalapak itu sudah lama tersohor dekat dengan Pakde.
Apalagi Bukalapak adalah startup Unicorn "pribumi" kelas wahid Indonesia. Jangan tanya lagi dengan Gojek yang baru saja naik kelas menjadi startup Decacorn pertama Indonesia.
Sementara startup-ku itu masih tergolong kelas "popcorn" karena valuasinya pun seharga popcorn itu sendiri. Apalagi umur startup ini memang masih seumuran jagung juga.
Jadi kalau disandingkan dengan Gojek dan Bukalapak, startup-ku itu ibarat kutu pelanduk diantara dua gajah raksasa!
Adapun startup-ku ini bergerak di bidang asmara, dengan fitur andalan, "tips jitu agar tidak diselingkuhi oleh selingkuhan"
Kebetulan saat ini Indonesia mengalami fenomena Bonus Demografi dimana komposisi penduduk didominasi oleh penduduk usia produktif yang lazim juga disebut sebagai generasi Y (milenial)
Penduduk usia produktif itu linier dengan dunia asmara. Artinya penduduk Indonesia saat ini sangat akrab dengan dunia asmara yang persis seperti koin dua sisi itu.
Ibarat jamu godok, jamu (baca : asmara) sehat tentu saja akan menambah stamina, gairah dan etos kerja bagi masyarakat yang kini dicecoki dengan jargon "kerja, kerja, kerja" itu.
Sebaliknya jamu tidak sehat akan membuat masyarakat nelongso, baperan, nangis tujuh hari tujuh malam, yang tentu saja akan mengganggu produktivitas kerja.