Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Miranda Oh Miranda

17 Oktober 2019   01:47 Diperbarui: 17 Oktober 2019   01:56 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada asbak terbang karena kami berdua memang bukan perokok! Yang pasti, tidak ada kehidupan sama sekali dalam rumah tanggaku.

Aku sebenarnya merasa kasihan kepada Asty. Setelah bosan menunggu aku menceraikannya, Asty akhirnya menceraikanku. Kata pengacaraku yang sangat mengidolakan Hotman Paris itu, hal itu justru bagus buatku, karena dengan demikian Asty tidak bisa lagi semena-mena untuk menuntut harta gono-gini.

Aku hanya bisa tertawa getir. Aku ini dokter kere, bukan dokter bedah plastik yang sekali oplas bisa dapat puluhan juta.

"Cari makan yuk, aku laper nih..." ucap Miranda membuyarkan lamunanku.

"Hayu, Aku juga laper bingits" kataku sambil tertawa. Kami pun keluar menuju mobil.

Aku baru saja menutup pintu mobil sebelah kiri ketika seseorang kemudian menarikku. Ternyata mantan suami Miranda! Belum lagi hilang kagetku, ia segera memukulku dengan pemukul bisbol yang dipegangnya tadi. Lalu semuanya menjadi gelap!

***

Aku baru saja membuka mataku yang terasa berat ketika aku kemudian mendengar suara seseorang. "Hai Rud, gimana kabarnya hari ini?" tanya dokter itu sambil mencatat sesuatu di lembar status pasien. Wajahnya terasa familiar bagiku

"Makanya Rud, obat-obatan ini tidak bisa dihentikan langsung mendadak begitu saja! Gini deh akibatnya, jadi fatal kan? Nah terpaksa kita harus mulai dari awal lagi nih. Padahal tiga bulan lalu, sebagian obatnya sudah kita tapering off kan" kata dokter itu sedikit kesal.

Aku kemudian mendengar sebuah kisah, kalau lima hari lalu, seorang pasien rumah sakit jiwa berhasil membajak sebuah metromini yang kebetulan sedang ngetem di depan RSJ. Sopir metromini itu kemudian mengalami gegar otak karena dilemparkan pembajak itu dari atas "kokpitnya."

Setelah mengajak beberapa temannya dari RSJ, pembajak itu kemudian membawa metromini nahas itu ke Taman Safari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun