Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Miranda Oh Miranda

17 Oktober 2019   01:47 Diperbarui: 17 Oktober 2019   01:56 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Enak banget, thanks ya sudah membiarkanku tertidur disini. Aku cape sekali. Banyak pasien hari ini"

Oh iya, Miranda ini sama sepertiku adalah seorang dokter Psikiatri juga. Ia menjadi pasienku kira-kira setahun yang lalu.

Awalnya aku grogi juga menghadapinya. Apalagi Miranda ini dokter lulusan luar negeri dan berpraktik disana juga. Jangankan dengan dokter Psikiatri, berhadapan dengan sesama TS (Teman Sejawat) dokter biasa saja di ruang praktik, pasti menimbulkan kesan grogi.

Ternyata hampir semua dokter juga begitu rupanya. Ada sedikit beban, yaitu bagaimana agar bisa memberikan pelayanan terbaik bagi sesama TS maupun keluarganya.

Nasib Miranda ini cukup sial juga ternyata dalam hubungan asmara. Cinta pertamanya itu mati bunuh diri dengan cara menabrakkan motornya ke kereta api yang meluncur kencang.

"Sayang motornya" bisik pemilik warung dekat tekape ketika itu. Wartawan yang mewawancarainya kaget "masyaallah, apa kagak ada empatinya ini orang!" bisiknya dalam hati.

Eh, sipemilik warung ternyata bisa membaca pikiran orang. Ia lalu berkata pelan, "jangan tersinggung mas, soalnya sejak zaman kakek saya belon makan sekolahan pun, tempat ini memang favorit para remaja untuk bunuh diri dengan cara menabrak kereta. Urusannya cinta mulu mas"

"Oh gitu, makasih infonya pak" kata siwartawan nyengir sambil berlalu. Rupanya ia takut kalau dompet cekaknya itu akan diterawang sipemilik warung itu juga...

Lalu pasangan hidup Miranda selama di negeri bule ternyata seorang psikopat juga. Orientasi hidup dan seksualnya pun sedikit berbeda. Kalau orang waras makan pisang, pasti setelah pisangnya dikupas, isinya dimakan dan kulitnya dibuang. Namun sibule ini ternyata sering memakan kulitnya dan membuang pisangnya!

Cinta itu memang buta. karena cinta, Miranda berusaha sekuat tenaga membuat sibule agar bisa normal. Namun usahanya itu tidak berhasil. Suatu kali Miranda berhasil lolos dari penganiayaan sibule. Ia kemudian kabur dan kembali ke Indonesia.

Sibule yang marah kemudian mengejarnya. Untungnya sibule tidak bisa membedakan Indonesia dengan India. Tak lama kemudian terdengar kabar kalau sibule itu tewas setelah tertabrak kereta api di Uttar Pradesh!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun