Merujuk pada norma yang berlaku, pembayaran cicilan maksimum kredit itu adalah 30% dari pendapatan, maka penghasilan bulanan penghuni rumah lapis itu adalah Rp 8 juta/30% atawa Rp 26,666 juta/bulan!!!
Jadi kalau anda mau tinggal di rumah lapis, maka anda harus bergaji sekitar Rp 27 juta/bulan!
Lantas bagaimana dengan nasib orang-orang seperti saya yang berpenghasilan setara UMR?
Hadeh.. ini bener-bener ga bener nih Gabener...
Saya yang tadinya sudah seneng, terpaksa harus menelan ludah. Tapi tunggu dulu. Rumah lapis ini kan bukan ide lokal atau dari Amrik! Dalam bahasa lokal rumah lapis itu dibaca rusun, dalam bahasa Amrik dibaca apartemen. Dua-duanya dibaca dari kiri ke kanan dan "Ditanggung tidak luntur!" Dalam bahasa Ahok, rusunnya itu "Ditanggung tidak bohong!" karena memang benar-benar berwujud!
Rumah lapis ini datangnya dari negeri onta. Jadi bacanya "Luntur tidak ditanggung" atau "Bohong tidak ditanggung!" Jadi jangan coba-coba marah kepada penggagasnya. Tetapi silahkan juga bermimpi mendapat rumah lapis dengan depe nol persen. Mudah-mudahan nanti pas Lebaran kuda sudah bisa menikmati rumah lapis tersebut....
Salam hangat
Reinhard Freddy Hutabarat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H