Pegawai, Rp 20,7 miliar
Pajak Rp 43,9 miliar
Bank Rp 603,7 miliar
Supplier Rp 203,4 miliar
Perusahaan keuangan seperti leasing peralatan Rp 69,3 miliar
Pihak lainnya Rp 113,7 miliar
Kalau data-data diatas kita buatkan dalam satu neraca, jelas akan terlihat sebuah keanehan. Prinsip persamaan dasar akutansi sederhana adalah, Aktiva = Kewajiban (utang) + Modal.
Kalau kita masukkan data diatas kedalam prinsip akutansi tersebut, maka :
Rp 222,2 miliar (aset) = Rp 1,054 triliun (utang) + Modal (???)
Kalau modal suatu perusahaan sudah "negatif" dan besaran utangnya hampir lima kali lipat dari jumlah asetnya (belum dihitung dengan penyusutan) ini sungguh tidak masuk diakal!
Data laporan keuangan MSI adalah sebagai berikut. Tahun 2014, penjualan sebesar Rp 971,8 miliar. Laba operasi Rp 83,8 miliar dan laba tahun berjalan Rp 5,18 miliar. Tahun 2015, penjualan sebesar Rp 886,15 miliar. Rugi operasional Rp 49,58 miliar dan rugi tahun berjalan Rp 127,7 miliar. Tahun 2016, penjualan sebesar Rp 675,27 miliar. Rugi operasional Rp 695,78 miliar dan rugi tahun berjalan Rp 554,87 miliar!!!