Ini yang nyagub sebenarnya siapa sih? Bapak atau anak?
Jadi begini kisah sebenarnya para pembaca yang terhormat. Berhubung penyakit Post power Syndrome lagi trend dan ramai diminati para tetua di negeri ini, seperti Amien Rais dan Yusril misalnya, ternyata trend tersebut mampir juga ke Padepokan Cikeas. Karena syahwat politik ternyata tidak pernah kendur di negeri ini, pak Beye pun ternyata gatal juga pingin turun gunung untuk mengajari Ahok bagaimana cara menata Jakarta dengan baik dan benar.
Lho, kalau begitu kenapa pak Beye tidak langsung nyagub saja, soalnya mas Agus ini juga kelihatan seperti terpaksa gitu lho nyagubnya. Menurut info yang kurang layak dipercaya, penyebab utamanya terletak pada Ilmu Pamungkas “Senyum Mas Ganteng perontok sukma” itu, yang menuntut kekuatan, ketahanan dan kelenturan bibir pelantunnya.
Harap maklum pembaca, namanya juga kalau sudah berumur, semuanya pada kendur dan saraf-saraf tidak sekuat dulu lagi, dan rawan terkena penyakit “mononeuropati” terutama pada saraf ketujuh (saraf fascialis) yang mengakibatkan kelumpuhan otot pada wajah sehingga bibir menjadi mencong (Bell’s Palsy)
Akibatnya senyum mejadi “sepet” dan tidak menawan lagi. Kalau sudah begini, resep turun temurun warisan nenek moyang itu menjadi “Edi tansil” dan membawa sial!
Ahirnya mereka berbagi tugas. Pak Beye yang mikir, Agus cuma senyum, senyum dan senyum.
Ya sudah, mari kita semuanya tersenyum....
Reinhard Freddy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H