Konvensi “para lelaki tak berdaya” ini ahirnya “Edi Tansil” karena walaupun ada pemenangnya, Demokrat telah memutuskan untuk memilih kader Gerindra, yaitu Prabowo sebagai capres, karena menganggap para peserta konvensi itu “impoten!”
Rasa sakit hati membuat Anies bergabung ke kubu Jokowi. Karena iba, Jokowi ahirnya mengangkat Anies menjadi Menteri. Dua tahun bekerja, prestasi Anies tidak kunjung “memuaskan” mungkin karena dia memang “impoten” atau mungkin terlalu fokus bermimpi untuk perhelatan Capres 2019. Ahirnya Anies pun dipecat.
“Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak” plus “Harapkan burung terbang tinggi, punai ditangan dilepaskan” ini adalah peribahasa paling pas buat Anies. Karena punainya sudah lepas, sementara burungnya entah kemana, Anies pun ahirnya menurunkan target sasaran, yaitu pilgub DKI. Entahlah kalau dia kelak gagal disini, akankah dia mengikuti jejak Ahmad Dhani untuk mengikuti pilkada tingkat dua..? Hanya Anies sendiri yang tahu.
***
2. Yusril Ihza Mahendra
Kalau dibuat film atau serial telenovela tragis, maka kisah perjalanan politik Yusril yang penuh drama dan air mata ini pasti akan ditonton sejuta umat! Awal karir politiknya sangat mengkilap. Menjabat Menteri pada jaman tiga presiden yang berbeda, Ketua Umum partai Bulan Bintang, dan peserta capres dari partai PBB tahun 1999 dan 2004, untuk kemudian berahir sendu.
Karena dipecat pak Beye, dan tak kunjung dipanggil Jokowi masuk kedalam kabinetnya, Yusril pun menurunkan target sasaran dengan mengikuti Pilgub DKI. Yang penting jadi pejabatlah pikirnya. Ini bukan soal uang semata, tetapi lebih kepada untuk mempertahankan marwah Laksamana Cheng Ho tersebut.
Namun pada ahirnya Yusril terjungkal pada saat-saat terahir oleh seorang bocah yang kebetulan juga anak mantan presiden. Rupanya Yusril kena PHP pak Beye! Dulu dia dipecat pak Beye, lalu dia kemudian selalu mengalahkan kebijakan-kebijakan pak Beye lewat PTUN. Setelah keduanya terjungkal, mereka lalu bersekutu untuk melawan Istana.
Namun pada detik-detik terahir, Yusri ditinggalin pak Beye dalam perjalanan ke “Balaikota!”
Tragis memang. Jangankan untuk melawan istana, menuju Balaikota DKI saja Yusril tidak mampu! Ada yang bilang Yusril kena karma. Mungkin sebaiknya Yusril mengikuti jejak Ahmad Dhani saja nyalon di Bekasi, Bogor atau Karawang misalnya. Tapi itu juga, kalau mau disebut merakyat, Yusril harus rajin-rajin makan nasi perang atau nasi campur plus jengkol balado di warteg.
***